Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) PBNU, KH Hasyim Muzadi menyatakan, pihaknya akan melakukan kajian Islam ahlusunnah wal jamaah (Aswaja), termasuk juga pengembangannya di sejumlah negara.
Sungguh pun menyatakan sebagai penganut Aswaja, berbagai kelompok di masing-masing negara mempunyai corak yang berbeda.<>
”Harus ada kajian di beberapa negara. Nah perlu juga mengkaji Aswaja yang asli secara doktriner ini gimana sih sebelum dia dikaitkan dengan politik atau persoalan lainnya,” katanya kepada NU Online di kantor ICIS PBNU Jakarta, Rabu (21/4) kemarin.
Dikatakan Rais Syuriyah PBNU itu, ajaran Aswaja yang asli tentunya telah melalui masa pengembangan di sejumlah negara. Maka perlu dijelaskan metode pengembangan serta coraknya di berbagai negara itu.
“Misalnya juga, kalau ahlussunnah itu mau masuk negara yang plural itu sublimasinya bagaimana, kan harus dijelaskan oleh ahlinya,” katanya.
Ditambahkan, perlu dijelaskan juga secara konseptual, bagaimana menempatkan ajaran Aswaja atau disebut Sunni ini jika dikaitkan dengan persoalan hubungan lintas agama, serta berbagai pola penerapannya di sejumlah negara.
“Memang benar kalau sekarang ini kita harus mengkaji Islam kontemporer. Nah perlu diingat, yang menjadi jangkar dalam kajian ini ya Sunni itu sendiri, bukan di kontemporer itu. Jadi ini yang akan kita lakukan,” katanya.
Jika berjalan lancar maka menurut agenda akan diadakan forum ICIS yang keempat pada 2010 ini. Namun menurut Hasyim, saat ini pihaknya masih berkonsentrasi pada soal pengkajian Aswaja ini. (nam)