Warta

Gusdur: Islam Ajarkan Toleransi Terhadap Sesama

Kamis, 9 Oktober 2003 | 06:26 WIB

Jakarta, NU Online
Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid mengatakan, agama Islam mengajarkan sikap toleransi kepada umatnya terhadap sesama.

"Islam itu luas dan banyak pengampunan, ajaran Islam toleransi kepada semua orang," katanya di Magelang, Kamis dini hari saat berbicara pada Haflah At Tasyakkur Lil Ikhtitam ke-60 Asrama Perguruan Islam  (API) Pondok Pesantren (Ponpes) Salaf Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.

<>

Ia menjelaskan, para kyai dan Ponpes memiliki tradisi kuat memegang ukuran Islam sehingga mendapat penghargaan yang tinggi dari masyarakat luas.

Sejak masa lampau, para kyai berjuang untuk kehidupan masyarakat Indonesia yang adil dan sekaligus makmur. Para kyai bicara tentang politik keadilan dan kemakmuran.

Ia mengatakan, tugas yang dilakukan para pemimpin atas rakyatnya harus selalu terkait dengan kesejahteraan hidup. "Kyai ingin masyarakat yang adil dan makmur sekaligus, masyarakat yang berkeadilan dalam kemakmuran dan berkemakmuran dalam keadilan," katanya.

Pada masa lampau, katanya, kyai memperjuangkan keadilan dan kemakmuran itu melalui para wakilnya dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Hasil perjuangan mereka antara lain terwujudnya Undang-Undang Dasar 1945.

"Tetapi selama ini belum ada pemerintah yang ’ngopeni’ rakyat, mereka hanya mencari pangkat sendiri-sendiri," kata Ketua Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Ia menjelaskan, para kyai memiliki ukuran-ukuran sendiri, berdasarkan ajaran Islam, bukan ukuran-ukuran yang dianggap milik bangsa dan negara. "Contohnya, Ponpes Tegalrejo yang didirikan Kyai Chudlori dari dulu sampai sekarang ’gitu-gitu’ saja, tetapi tetap baik, ini karena pakai ukuran-ukuran Islam Almarhum Kyai Chudlori (Pendiri Ponpes Tegalrejo,red) bikin pondok di sini  karena punya ukuran-ukuran sendiri yang diterapkan kepada para santrinya," katanya.

Ia mengemukakan, para kyai adalah figur yang mengetahui terlebih dahulu berbagai hal yang akan terjadi pada masa mendatang. Mereka menerapkan gabungan akhlakul karimah, ilmu pengetahuan dan kepemimpinan dalam kehidupan masyarakat.

Sikap dan cara hidup para kyai itu, katanya, mengakibatkan terciptanya masyarakat santri di sekitar Ponpes. Para kyai memegangi ukuran Islam secara tegar dan berpendirian tetapi pelaksanaannya terwujud dalam sikap ramah tamah serta berhubungan baik dengan sesama.

Meskipun setiap Ponpes dan kyai memiliki pedoman sendiri, katanya, mereka tetap saling menyadari secara baik pentingnya sikap saling menghormati. "Yang penting saling menghormati, tidak boleh terpecah. Yang pernah terjadi adalah masyarakat kita tidak boleh beda, tetapi kalau pecah dibiarkan," kata KH Abdurrahman Wahid.

Haflah At Tasyakkur Lil Ikhtitam ke-60 Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren (Ponpes) Salaf Tegalrejo itu dihadiri puluhan ribu umat dari berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa berlangsung sejak Rabu (8/10) sekitar pukul 20.00 WIB hingga Kamis (9/10) sekitar pukul 00.45 WIB.(mkf)

 


Terkait