Sehari setelah Front Pembela Islam (FPI) Jember dihidupkan lagi, Sabtu (7/6) Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama dan Garda Bangsa setempat mendeklarasikan berdirinya Pasukan Berani Mati (PBM) untuk membela KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Tak tanggung-tanggung, sekitar 300 kader Ansor dan Garda Bangsa, langsung menggelar latihan di sebuah lereng gunung. Pedukuhan Sumbercandik, Desa Panduman, Kecamatan Arjasa itu, memang dipilih agar latihan lebih terkonsentrasi. Untuk mencapai lokasi tersebut, setidaknya membutuhkan hampir satu jam dengan motor, dan harus melalui jalan berkelok dan menanjak.<>
“Kami tidak main-main. Kami pilih tempat ini agar bisa berjalan lancar dan maksimal,” ujar Seketaris Pengurus Cabang GP Ansor Jember, Moh. Hafidi Cholis kepada NU Online.
Selain Hafidi, hadir juga Dr. Babun Suharto (Ketua PC. GP. Ansor Jember), Ketua DKC Garda Bangsa, H. Amad Halim, Sekretaris DPC PKB, H. Ayub Junaidi dan Ketua pelopor NU H Saiful Bahri.
Sebelum latihan dimulai, Hafidi memberi sambutan. Dirinya mengajak anggota PBM agar selalu menjunjung tinggi kerukunan, apalagi dengan sesama umat Islam. Tapi, katanya, kalau Gus Dur dihina-dina oleh FPI, maka PBM siap berangkat ke Jakarta untuk menumpas pasukan pimpinan Rizieq Shihab itu.
“Tidak ada pilihan lain, kalau pimpinan kita direndahkan, maka kita harus siap bergerak untuk mengadakan serangan balik,” tukas Hafidi disambut tepuk tangan anggota PBM.
Dalam latihan itu, diperagakan bagaimana cara berkelahi baik dengan tangan kosong maupun menggunakan senjata tajam. Tidak hanya itu, juga ditampilkan adegan anggota PBM yang tidak mempan dibakar.
Menurut Babun, latihan tersebut adalah bagian dari persiapan untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi terkait konflik Gus Dur-FPI. Dikatakannya, pihaknya telah menyiapkan sekitar 10.000 kader untuk digembleng sebagai PBM. “Tergantung kebutuhan. Jakarta minta berapa, kami siapkan,” ujar Babun.
Soal pendirian kembali FPI di, menurut Babun, untuk sementara dirinya masih memegang teguh perjanjian hitam di atas putih yang dilakukan oleh Habib Abu Bakar, bahwa FPI Jember sudah bubar. Maka, kalau FPI Jember dihidupkan lagi oleh orang lain, tak ubahnya orang mati hidup lagi.
“Ibaratnya dia adalah hantu, sehingga tak perlu dirisaukan. Tapi juga perlu diwaspadai karena itu hantu manusia hidup,” tukas Babun.
Direktur Pasca Sarjana STAIN Jember itu menambahkan, saat ini belum terpikirkan untuk membubarkan FPI di Sumberbaru. Persoalannya, “Kami masih konsentrasi untuk yang di pusat. Sumberbaru terlalu kecil,” pungkasnya. (ary)