Jakarta, NU Online
Sebagai organ pemudi NU, upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dikalangan kader Fatayat NU terus dikembangkan. Salah satu yang dilakukan adalah memfasilitasi bagi para kader yang potensial dengan memberi beasiswa sekolah di tingkat pasca sarjana.
Ketua Umum PP Fatayat NU Maria Ulfa Anshori kemarin menjelaskan bahwa terdapat beberapa model dalam pengembangan SDM di Fatayat. Pertama adalah dengan menyertakan program beasiswa sebagai bagian dari desain program dalam bentuk staff development.
<>Kali ini, Fatayat memperoleh 6 jatah beasiswa dalam kerjasamanya dengan Ford Foundation. Karena peminatnya banyak maka hanya mereka yang masuk ke perguruan tinggi negeri dan memiliki prestasi berupa pengalaman mengelola program Fatayat selama lima tahun yang mendapatkannya.
Untuk kepengurusan saat ini, tampaknya sudah banyak yang menyelesaikan program S2, seperti ketua umum, ketua satu, ketua dua, ketua tiga, wakil sekretaris, bendahara dan lainnya dan sebagian sedang dalam proses menyelesaikan studinya.
Selain itu Fatayat juga mendorong para kadernya untuk mengikuti berbagai penawaran beasiswa yang ditawarkan secara umum. Dalam hal ini Fatayat hanya merekomendasikan saja. Paling tidak setiap tahun terdapat kader Fatayat yang lolos sekolah di Belanda. Pada tahun lalu kader Fatayat asal Jember yang berhasil ke Amsterdam University sedangkan tahun ini dari Jogjakarta.
Pada tahun lalu Fatayat juga bekerjasama dengan salah satu universitas Katolik di Manila untuk pencarian kandidat pemenang beasiswa. Namun ironisnya di Fatayat sendiri tak ada yang lolos. “Yang penting kita sudah membuka akses dan jaringan yang dapat kita kembangkan ke depan,” tandasnya.
Tak hanya untuk mengembangkan program pendidikan bagi dirinya sendiri, Fatayat juga banyak memberikan beasiswa kepada anak SD, tapi sifatnya insidentil. “Kalau ada acara kami biasanya secara spontanitas mengumpulkan dana, ya bantingan saja yang kemudian diberikan kepada anak SD,” imbuhnya.(mkf)