Jakarta, NU Online
Tahun 2012 mendatang merupakan pemilihan gubernur DKI Jakarta. Dengan jumlah pengikut yang banyak, pengurus NU selalu mendapat tawaran menarik untuk mengarahkan anggotanya memilih calon tertentu.
Ketua PWNU DKI Jakarta H Djan Farid dalam hal ini memberi rambu-rambu agar bersikap hati-hati terhadap berbagai tawaran manis tersebut. Satu kriteria yang bisa ditinggalkan adalah calon gubernur harus baik dengan NU dan seluruh badan otonomnya di DKI Jakarta.
<>
“Juga harus diteliti, calonnya berakhlak apa tidak, sayang Islam atau tidak. Kalau akhlaknya baik, tak usah diminta pasti didukung,” jelasnya dalam pengajian Muslimat NU DKI Jakarta, Sabtu (2/12).
Ia melihat banyak perilaku politik, yang ketika meminta dukungan selalu datang ke acara NU, tetapi ketika sudah jadi, NU dilupakan. Ia tak mau NU DKI mengalami hal tersebut.
Mengenai pengembangan NU DKI, ia terus mengupayakan berbagai kegiatan untuk NU dan seluruh badan otonomnya sehingga bisa dekat dengan masyarakat sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh umat, masyarakat dan bangsa.
“Kalau kita aktif, orang akan datang sendiri dan aktifitasnya semakin diakui,” jelasnya.
Dengan aktif tersebut, maka masyarakat akan dekat dengan NU, sehingga jika rayuan-rayuan dari berbagai aliran Islam lain tak akan berhasil.
Salah satu kerjasama yang baru digagas adalah kerjasama Fatayat NU dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk pemberdayaan perempuan DKI Jakarta.
Hj Hizbiyah Rahim, ketua PW Muslimat NU DKI menjelaskan, pengajian bulanan ini diutamakan bagi para pengurus Muslimat se-DKI Jakarta, mulai dari tingkat ranting sampai pengurus wilayah sebagai upaya peningkatan kualitas pengurus.
Dalam pengajian hari Sabtu ini, terdapat sekitar 1000 orang pengurus Muslimat yang dari 5 cabang, yang masing-masing mengirimkan sekitar 200 orang. Dalam pengajian mendatang, ia menargetkan, masing-masing cabang bisa menghadirkan 500 orang.
Dalam kesempatan tersebut, juga diberikan santunan bagi anak yatim dari lima wilayah DKI Jakarta.
Untuk mendukung kegiatan Muslimat ini, Djan Farid siap mendukung penuh, mulai urusan konsumsi dan tempat penyelenggaraan acara, yang bisa diselenggarakan di halaman kediamannya, di jl Talang Jakarta Pusat.
“Ibu-ibu yang belum memiliki seragam Muslimat nanti juga akan dikasih secara gratis,” katanya memberi semangat.
Djan juga menegaskan, akan meluaskan jaringan NU sampai di tingkat RW dan ia siap membantu anak yatim yang ada di RW tersebut dengan paket beras tiap bulannya sebanyak 2.5 kg. Terdapat sekitar 2700 RW se-DKI Jakarta sehingga jika program ini berhasil, keberadaan NU DKI akan semakin nyata.
“Jika program santunan yatim ini berhasil, maka ada kebangaan menjadi pengurus Muslimat,” paparnya.
Penulis: Mukafi Niam