Jakarta, NU Online
Salah seorang anggota Dewan Syuro Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) KH Maman Imanul Haq Faqieh meluncurkan buku ketiga karyanya mengenai Presiden republik Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kantor DPP PKB Kalibata, Jakarta Selatan, Ahad (14/2).
Buku yang berjudul fatwa dan Canda Gus Dur ini, menurut Maman, adalah resume dari hasil catatannya selama mendampingi Gus Dur sejak tiga tahun terakhir sebelum Gus Dur berpulang ke Rahmatullah.<>
Dalam kata pengantarnya, Kang Maman -panggilan akrab KH Maman Imanul Haq Faqieh menyatakan, bahwa dirinya banyak mendapatkan pelajaran berharga dari Gus Dur selama mendampinginya berkunjung ke berbagai daerah.
"Buku ini adalah contoh beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari kebesaran Gus Dur yang mampu bercanda dalam setiap fatwa-fatwanya. Sebaliknya Gus Dur tetap mampu berfatwa dalam canda-candanya," tutur Kang Maman.
Lebih lanjut Kang Maman menjelaskan, Canda-canda Gus Dur memiliki nilai yang tinggai karena didasarkan pada kejadia-kejadian nyata. Canda dan fatwa Gus Dur memiliki "pelaku" asli yang pernah ada dalam waktu tertentu dan peristiwanya masing-masing. (min)
Salah seorang anggota Dewan Syuro Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) KH Maman Imanul Haq Faqieh meluncurkan buku ketiga karyanya mengenai Presiden republik Indonesia ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kantor DPP PKB Kalibata, Jakarta Selatan, Ahad (14/2).
Buku yang berjudul fatwa dan Canda Gus Dur ini, menurut Maman, adalah resume dari hasil catatannya selama mendampingi Gus Dur sejak tiga tahun terakhir sebelum Gus Dur berpulang ke Rahmatullah.<>
Dalam kata pengantarnya, Kang Maman -panggilan akrab KH Maman Imanul Haq Faqieh menyatakan, bahwa dirinya banyak mendapatkan pelajaran berharga dari Gus Dur selama mendampinginya berkunjung ke berbagai daerah.
"Buku ini adalah contoh beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari kebesaran Gus Dur yang mampu bercanda dalam setiap fatwa-fatwanya. Sebaliknya Gus Dur tetap mampu berfatwa dalam canda-candanya," tutur Kang Maman.
Lebih lanjut Kang Maman menjelaskan, Canda-canda Gus Dur memiliki nilai yang tinggai karena didasarkan pada kejadia-kejadian nyata. Canda dan fatwa Gus Dur memiliki "pelaku" asli yang pernah ada dalam waktu tertentu dan peristiwanya masing-masing. (min)
