Pesantren

Menjaga Marwah Pesantren dengan Nadzoman

Kamis, 17 November 2016 | 14:03 WIB

Ngawi, NU Online
Pesantren tidak dapat dipisahkan dengan kitab kuning. Lewat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, diadakan lomba hafalan nadzom yang diikuti ratusan santri dari berbagai pesantren.

Lomba tersebut dikemas dalam acara Festival Sastra Religi, musabaqah hafalan nadzom yang dibagi menjadi 3 tingkatan yakni ula, wustho dan ulya.

Saat membuka acara, penggagas kegiatan ini, H Abdul Halim Iskandar mengemukakan, "Ini untuk memelihara dan menjaga tradisi keilmuan pesantren," katanya, Kamis (17/11).

Menurut Ketua DPRD Jatim tersebut, tradisi menghafal nadzom gramatika Bahasa Arab baik Imrithi, Jurmiyah hingga Alfiyah sudah sedikit lemah. "Kegiatan ini untuk menghidupkan kembali tradisi keilmuan yang mempersatukan pesantren," ungkapnya.

Bagi Gus Halim (sapaan akrabnya), menghidupkan tradisi tersebut sangat penting tidak semata bagi keberlangsungan di pondok. "Yang juga penting adalah sebagai jaminan bahwa kajian di pesantren NU selalu menjaga persatuan dan keutuhan NKRI," sergahnya.

Lomba nadzom ini sudah berlangsung di 3 pesantren lain di Jatim yang dibedakan menjadi 4 zona.

Para pemenang dari berbagai zona nantinya akan bertemu kembali di babak final. "Pelaksanaannya tanggal 24 November di Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang," jelas Gus Halim.

Babak penyisihan zona 4 ini berlangsung di Pondok Pesantren Al-Amnaniyah 2 Bangor Karangjati Ngawi. Para peserta adalah utusan 32 pesantren dari 10 kabupaten dan kota. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)


Terkait