Jombang, NU Online
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Pandjaitan melakukan safari ke tiga pondok pesantren di Jombang Jawa Timur. Dalam lawatannya itu, Luhut menyampaikan tiga hal yakni bahaya narkoba, terorisme hingga pengawasan dana desa.
Kalangan kiai pesantren diminta untuk ikut mengawasi penggunaan dana desa yang telah dikucurkan pemerintah pusat. Dikatakan Luhut, pemerintah setiap tahun meningkatkan anggaran untuk desa. Pada tahun pertama anggaran yang disediakan sebesar 20,7 triliun, tahun kedua sebesar 47 triliun, tahun ketiga sebesar 84 triliun hingga 111 triliun. "Setiap desa pada tahun ini akan menerima rata-rata 700 juta," ujarnya di hadapan kalangan ulama pesantren se-Jatim di Aula Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Rabu (15/3).
Karenanya Luhut meminta kiai membantu mengawasi penggunaan anggaran dana desa agar tepat sasaran. "Dana ini untuk perbaikan pembangunan dan perekonomian masyarakat desa. Peran bapak kiai dan ibu nyai sangat penting dalam pengawasan," tandasnya.
Pesan Menkopolhukam yang kedua yakni terkait masalah terorisme. Dikatakannya, pemerintah sudah melakukan upaya menangkal gerakan radikalisme dan terorisme dengan sangat baik. Namun diakuinya apa yang dilakukan pemerintah tidak akan selesai. "Kita tidak ingin khilafah masuk ke Indonesia," ujarnya.
Dalam hal ini, lanjut Luhut, peran kiai NU untuk menangkal terorisme sangat besar. Apalagi pesantren adalah pilar penting dalam organisasi NU. " Bapak presiden tadi juga titip, NU dan kalangan pesantren bekerja menangkal faham radikalisme dan terorisme ini. Karena NU menjadi satu pilar NKRI," katanya.
Pesan lainnya yang disampaikan Luhut kepada kalangan kiai pesantren adalah soal bahaya narkoba. Menko Luhut mengatakan, narkoba kini telah memasuki semua lini, tidak hanya pejabat, bahkan disinyalir sudah masuk ke kalangan pesantren. "Di salah satu pesantren di Jember Jawa Timur, saya diberitahu bahwa narkoba sudah masuk ke kalangan pesantren," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta kalangan pesantren melakukan pengawasan ketat terhadap peredaran narkoba. " Bagi saya, narkoba lebih bahaya dari terorisme, karena bisa menghasilkan uang yang sangat besar," sambungnya.
Menurut Luhut, banyak cara yang digunakan untuk menyusupkan narkoba ke pesantren. Ia mencontohkan, ada seseorang memberikan vitamin kepada santri. Tujuannya, agar santri tersebut kuat dzikir sampai pagi. "Satu sampai dua kali tidak ketahuan. Baru yang ketiga kali diketahui bahwa vitamin tersebut adalah pil ekstasi," ujarnya.
Dalam safarinya ke Jombang, Menkopolhukam Luhut Panjaitan mengunjungi tiga pesantren yakni Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, dan Pesantren Tebuireng. Selain itu, Luhut juga menyempatkan ziarah ke makam presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. (Muslim Abdurrahman/Zunus)