Boyolali, NU Online
Sekitar 5.500 jemaah calon haji asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tertunda berangkat ke Tanah Suci tahun 2013. Mereka diharuskan sabar menunggu pemberangkatan tahun berikutnya.
<>
Hal tersebut mengundang simpati Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ia mengaku kebijakan tersebut sudah dibicarakan dengan Menteri Agama Suryadharma Ali. Namun begitu, keputusan pengurangan 20 persen tersebut sudah tak bisa diubah Pemerintah Arab Saudi.
“Yang 20 persen tidak berangkat pasti sedih, karena menunggunya lama sekali. Harus bersabar, itung-itung nyelengi ibadah. Suka tidak suka, mau tidak mau, keputusan itu memang harus diterima untuk saat ini,” terang Ganjar saat ditemui usai melepas keberangkatan kelompok terbang (kloter) pertama rombongan calon jemaah haji Jateng dan DIY di Asrama Haji Donohudan Boyolali, belum lama ini (10/9).
Tak hanya di Indonesia, imbas pengurangan haji sebenarnya juga dirasakan seluruh umat Muslim dunia. Pembangunan proyek Masjidil Haram yang kemungkinan baru selesai tahun 2016 membuat Pemerintah Arab Saudi terpaksa memotong jumlah kuota calon haji.
“Beberapa waktu lalu saya sudah melihat sendiri proyek pembangunan itu. Semoga ke depan tempat ibadah bisa lebih luas dan nyaman,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pemberangkatan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo, Khaerudin memastikan calon jemaah haji yang tertunda keberangkatannya akan menjadi prioritas pertama tahun 2014. Hal tersebut disesuaikan dengan nomor urut masing-masing jemaah haji.
“Otomatis jemaah yang tertunda keberangkatannya akan jadi prioritas tahun depan. Ini sesuai komitmen pak menteri yang menjadikan mereka sebagai prioritas pertama,” tuturnya. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)