Nasional

Sumbangsih Ulama Perjuangkan Kemerdekaan di Bulan Ramadhan

Sabtu, 26 Mei 2018 | 21:00 WIB

Bogor, NU Online
Kegiatan pesantren kilat 9 Ramadhan 1439 H begitu istimewa karena jatuh bertepatan pada hari Jumat (25/5). Para sejarawan menyatakan tepat 75 tahun lalu telah terjadi moment penting yang tidak akan pernah terlupakan dari lembaran sejarah. Momen tersebut adalah peristiwa kemerdekaan Republik Indonesia.

Sekretaris Lembaga Ta’lif wa Nasyr LTN PCNU Kabupaten Ustadz Abdul Hakim dalam kuliah subuhnya di Majelis Taklim Al Ittihadul Islami Annahdliyah Citayam, Kabupaten  Bogor, Jawa Barat kembali mengajak para santri dan santriwati untuk menatap kembali ke masa lalu. "Kita harus ketahui bahwa kemerdekaan negeri ini terjadi pada bulan Ramadhan,” ucap Kang Hakim. 

Ramadhan juga memberikan spirit bagi siapa pun yang memahami hakikatnya. Sebagian orang yang memiliki iman lemah selalu akan menyatakan bahwa beraktivitas pada bulan puasa itu sangat melelahkan. Bagi para ulama dan pejuang kemerdekaan yang mempersembahkan segala yang dimilikinya bagi bangsa dan negara. "Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari menyarankan kepada Presiden Soekarno pada masa itu untuk mendeklarasikan kemerdekaan RI di hari yang baik dan pada bulan Ramadhan yang penuh berkah," terang Kang Hakim.

Kang Hakim melanjutkan, dari paparan indahnya sejarah tersebut kita akan ingat kepada firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran Ayat 159 yaitu, "Maka berkat Rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakal lah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”

Pendiri dan para ulama Nahdliyin selalu dirindukan oleh para umara atau pemerintah, karena mereka adalah orang alim, wara, bertakwa. Mereka dapat diajak bermusyawarah dan pendapatnya selalu tepat sasaran, mengedepankan kepentingan bangsa dan demi kedamaian Indonesia. 

"Kerja sama antara ulama dan umara dalam menentukan kemerdekaan dan keselamatan bangsa sangat penting diwujudkan. Ulama NU telah mencontohkan hal tersebut karena mengerti betul hakikat tafsiran dan bagaimana ayat tersebut harus dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa bernegara," lugas Kang Hakim.

Setelah terjadi perundingan, musyawarah dalam menentukan langkah maka di hari nan berkah di bulan yang mulia merdekalah Indonesia. “Pelajaran penting yang harus kita ketahui adalah para tokoh bangsa selain berani dalam menghadapi beragam rintangan juga memiliki sifat tawadhu’ dan ketakwaan mereka telah mencipta ketawakalan nan indah sehingga bangsa ini dapat merasakan  keberkahan dan kenikmatan tiada tara,” ucap Kang Hakim.

Diakhir pemaparannya, ia mengatakan dalam menyelami kemerdekaan RI dan indahnya Ramadhan, sebagai penerus dan pelaku sejarah Indonesia agar meningkatkan ketakwaan diri dan sosial. Selain itu menguatkan hubungan emosional dan keilmuan dengan para masyayikh, ulama dan guru bangsa yang berada dalam jam’iyah Nahdlatul Ulama. (Red: Kendi Setiawan)


Terkait