Nasional

Sahur Bersama ala Sinta Abdurahaman Wahid

Sabtu, 4 Agustus 2012 | 08:27 WIB

Jakarta NU Online
“Siapa yang mewajibkan kita berpuasa?” tanya Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid kepada seratusan peserta “Sahur Bersama Sinta Abdurahman Wahid” bertema “Puasa sebagai Perisai Kemiskinan”. Sahur tersebut berlangsung di halaman kampus Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Jakarta, Sabtu, (4/7).
<>
“Allah,” jawab sejumlah peserta yang rata-rata para mustadh’afin itu.

“Buat apa kita berpuasa?” tanya istri al-maghfurlah Ketua Umum PBNU 1984-2000 dan Ibu Negara 1999-2001 ini.

“Supaya bertakwa,” jawab peserta lagi. 

Kemudian Sinta mengutip ayat Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa". 

“Nah, kemudian ada orang-orang yang menyelenggarakan buka puasa bersama. Apa tujuannya buka bersama?”

Tidak ada yang menjawab.

“Untuk membatalkan puasa,” jawabnya. 
 Dari mulai masjid kecil, sambung Sinta, rumah gedongan, hingga hotel pun melaksanakannya. Penyelanggaranya pun berbagai macam orang.

“Nah, tujuan si penyelenggara itu apa?” 

“Ingin mendapatkan pahala,” peserta menjawab.

“Iya. Betul. Karana dalam agama kita dijelaskan bahwa jika memberi makan kepada yang berpuasa, akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Tapi kalau politisi yang menyelenggarakan, tujuannya apa?”

Karena tidak ada yang mejawab, dia menjawab sendiri. 

“Ingin mendpat suara yang berlipat ganda,” ucapnya disambut senyum para peserta.

Menurut Sinta, yang menyelenggarakan buka puasa bersama sudah terlalu banyak. Oleh karena itu, kita menyelenggarakan sahur bersama.


“Apa tujuan kita sahur bersama di sini?” 

Tak ada yang menjawab. 

“Karena akan berpuasa. Jadi kita ini mengajak puasa. Jadi, kalau buka bersama itu membatalkan, saya mengajak menahan diri  atau  berpuas. Selain itu, tujuan sahur bersama ini adalah bersilaturahim,” Sinta menjawab sendiri pertanyaannya.

Dialog-dialog itu berlangsung akrab, laiknya seorang ibu bercakap bersama putera-puteri kesayangannya.

Menurut Sinta, sahur di halaman seperti ini sudah terbilang bagus. Biasanya ia sahur bersama di terminal, di pangkalan ojeg atau becak, stasiun dan pasar-pasar tradisional. 

Ketika waktu menunjukkan pukul 04.00 Sinta bersantap sahur bersama para peserta, civitas akademika UIC. Selepas itu, kemudian digelar tanya jawab. 

Hampir setiap penanya dimulai dengan ungkapan, “Kami sangat senang ikut sahur bersama Ibunda.”

Salah seorang peserta yang mengaku  seorang guru TPA Al-Hikmah, yang berlokasi dekat UIC, memohon kepada Sinta supaya sekali waktu anak-anak didiknya diperkenankan berkunjung ke Ciganjur. Peserta lain dari sebuah majelis ta’lim, meminta Sinta berkenan hadir.

Sinta menjawab satu per satu pertanyaan. 

“Siapa pun orangnya, apa pun latar belakangnya, Ciganjur selalu terbuka,” jawabnya. “Untuk datang ke majelis, insya Allah dijadwalkan,” ujarnya.

Sahur bersama Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid ini digelar atas kerjasama Puan Amal Hayati dan UIC, serta beberapa ormas. 

Menurut salah seorang panitia, Andre Husein, sahur keliling ini merupakan kegiatan rutin  Sinta tiap Ramadhan 12 tahun terakhir ini. Dan kini yang ke-13. 
“Ibu, sahur keliling itu, sejak mulai jadi Ibu Negara. Beliau menyelenggarakannya sejak punya uang, hingga tidak punya uang. Sejak banyak sponsor hingga tidak ada,” jelasnya. 

Tahun ini, tambah Andre, Ibu Sinta akan mengadakan sahur di 24 kota. Dua kota di dua provinsi pulau Sumatera, sisanya di pulau Jawa dan Bali.  

“Kemarin ibu ngadain acara seperti ini di Bangka Belitung. Nama daerahnya di Sungai Liat. Itu daerah pedalaman. Hampir satu desa ingin salaman sama ibu. 



Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Abdullah Alawi 


Terkait