Nasional

Saat Rasulullah Menangis Rindu Kampung Halaman

Sabtu, 9 Juni 2018 | 19:30 WIB

Saat Rasulullah Menangis Rindu Kampung Halaman

Pelepasan Mudik Bareng NU di Halaman Gedung PBNU, Sabtu (9/6).

Jakarta, NU Online
Ketua PBNU KH Abdul Manan Abdul Ghani menyebutkan, Rasulullah Muhammad SAW pernah meneteskan air mata karena rindu tanah airnya yaitu Makah.

Hal itu disampaikannya saat pelepasan Mudik Berkah Bareng NU di Halaman Gedung PBNU Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (9/6) siang.

“Kalau Engkau tidak mengeluarkan aku, aku tidak keluar dari Makah,” kata Kiai Manan mengutip riwayat yang menceritakan kerinduan Rasulullah akan kampung halaman Makah

Seperti diketahui Rasulullah lahir dan tumbuh di Makah, namun akhirnya hijrah dan menetap di Madinah. 

Kiai Manan juga mengatakan mudik atau pulang kampung adalah fitrah manusia. “Semua orang di dunia ini ada kerinduan untuk pulang kampung, karena itu fitrah,” ujarnya.


(Baca: Pulang Kampung Dibahagiakan dan Membahagiakan)


Pada zaman sekarang, bagi penduduk Indonesia, banyak yang keluar dari kampung halaman karena berbagai keadaan. “Kalau ekonomi (di kampung) berkembang, tidak akan ke Jakarta. Di kampung tidak ada industri,” Kiai Manan mencontohkan.

Selain itu warga di seluruh dunia juga sebenarnya gembira bisa pulang kampung. Di negeri Cina, warga pulang kampung saat perayaan Imlek. Di Amerika banyak hari-hari peringatan, tujuannya sama supaya bisa dimanfaatkan pulang kampung.

Tradisi pulang kampung di Indonesia yang akrab dengan budaya Nusantara, dilakukan terutama pada lebaran Idul Fitri. “Lebaran kembali ke fitrah, kembali ke kampung,” lanjutnya.

Kiai Manan memaklumi jika setiap tahun banyak warga yang ingin pulang kampung. “Ada lima puluh juta tahun ini yang akan mudik,” papar Kiai Manan.

Mudik Berkah Bareng NU 2018 mengusung tema Mudik Aman, Nyaman, dan Menyenangkan. Penyelenggaraan Mudik Bareng NU tahun ini merupakan penyelenggaraan kedelapan kalinya oleh PBNU melalui Lembaga Takmir Masjid (LTM). 

Turut hadir pada pelepasan tersebut di antarana Wasekjen PBNU H Imam Pituduh dan Suadi D Pranoto, Ketua PBNU H Robikin Emhas dan KH Marsudi Syuhud, Bendahara PBNU Bina Suhendara.

Pelepasan mudik ditandai dengan mengangkat bendera mudik ke angkasa oleh panitia, pengurus dan pihak pendukung. Bus-bus yang telah diisi pemudik sesuai kota tujuan, segera melaju ke jalan raya. (Kendi Setiawan)


Terkait