Nasional

Rektor UIN Sunan Kalijaga: Konsep Humanitarian Islam Selaras dengan Nilai Kemanusiaan Universal

Rabu, 11 September 2024 | 16:00 WIB

Rektor UIN Sunan Kalijaga: Konsep Humanitarian Islam Selaras dengan Nilai Kemanusiaan Universal

Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Noorhaidi dalam Seminar Nasional Humanitarian Islam di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, pada Rabu (11/9/2024). (Foto: tangkapan layar Youtube NU Online)

Surakarta, NU Online

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Prof Noorhaidi Hasan menguraikan konsep humanitarian Islam secara filosofis. Ia mengatakan, konsep tersebut selaras dengan prinsip dan nilai kemanusiaan universal.


“Humanitarian Islam selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan universal,” katanya saat memaparkan materi Seminar Nasional Humanitarian Islam di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, pada Rabu (11/9/2024).

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Noorhaidi juga menyatakan bahwa dalam wacana filsafat, humanitarian Islam menekankan tauhid sebagai sumber utama. Hal itu meniscayakan adanya moral yang adil (‘adl) dan bajik (ihsan) sebagai instrumen yang dapat mengantarkan kepada perdamaian dan keadilan masyarakat.


Ia menjelaskan bahwa adil dan bajik selaras dengan tanggung jawab manusia sebagai khalifah. Menurutnya, manusia berkeharusan menjaga perdamaian dan ketertiban di bumi, serta melestarikan kehidupan dan sumber daya yang ada.


“Dalam wacana filsafat, konsep humanitarian Islam ini menekankan tauhid sebagai sumber persatuan dan perdamaian di dunia,” terang Profesor lulusan Utrect University, Belanda itu.


Lalu jika ditinjau dari kacamata agama Islam, lanjutnya, konsep humanitarian Islam berangkat dari pengakuan terhadap martabat dan nilai hakiki manusia. Hal itu ditandai dengan adanya keselarasan antara konsep fitrah dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Ia mengatakan, cendekiawan Islam klasik seperti Al-Farabi, Al-Ghazali, dan Ibnu Rusyd telah memberi perhatian terhadap akal dan etika moral. Hal itu dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Tak kalah penting, pemikiran para cendekiawan klasik juga berfokus pada prinsip keadilan (al-‘adalah), kasih sayang (al-rahmah), kebijaksanaan (al-hikmah), kepentingan umum (al-maslahat), dan kemuliaan manusia (al-maslahah wa karamah al-insan).


Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengajak masyarakat dunia untuk memperjuangkan kehidupan yang adil dan harmonis secara hakiki.


“Digerakkan Islam untuk kemanusiaan global ini memanggil semua orang yang berkehendak baik dari setiap agama dan kebangsaan untuk bergabung dalam gerakan global yang memperjuangkan terwujudnya satu tatanan internasional yang sungguh-sungguh adil dan harmonis yang dibangun di atas prinsip penghormatan terhadap kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia," katanya.


Agenda bertema Seminar Nasional Road to Internasional Conference on Humanitarian Islam ini diselenggarakan oleh PBNU yang bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS), Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanities Universitas Indonesia (AWCPH UI), dan Forum Kebangsaan UI.


Turut hadir dalam agenda tersebut Dosen Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Najib Azca, Dekan Fakultas Islam Nusantara (FIN) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Ahmad Suaedy, Ketua Forum Kebangsaan Universitas Indonesia Ngatawi Al-Zastrouw, Guru Besar Teknik Mesin UNS Dody Ariawan, serta sejumlah akademisi dan mahasiswa.