Nasional

Peneliti LIPI: Kiprah NU dalam Mengatasi Konflik Telah Teruji

Selasa, 10 April 2018 | 11:20 WIB

Peneliti LIPI: Kiprah NU dalam Mengatasi Konflik Telah Teruji

Peneliti LIPI, Amin Mudzakkir. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar telah teruji dalam menangani setiap konflik politik dan agama di Indonesia. Bahkan peran ini lingkupnya tidak hanya nasional, tetapi juga global.

Hal itu mengemuka ketika Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amin Mudzakkir memaparkan materinya dalam mengisi bedah buku NU Penjaga NKRI, Selasa (10/4) di Aula Gedung PBNU Kramat Raya Jakarta.

Yang menarik menurut pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat ini ialah ketika NU juga membantu konflik minoritas Muslim di Indonesia.

“Saat mereka mengalami diskriminasi dan dipersekusi oleh gerakan-gerakan Islam lainnya,” ujar Amin Mudzakkir. Ia memaparkan hasil penelitian tentang advokasi GP Ansor dan Lakpesdam NU dalam mengatasi konflik horisontal.

Golongan Islam yang disebut Amin sebagai kelompok fundamentalisme Islam ini justru menginginkan minoritas Muslim yang dinilai sesat ini tidak menjadi bagian dari Islam. Padahal menurutnya, mereka masih saudara sesama bangsa, yakni Indonesia.

Ia juga menyoroti politisasi agama yang akhir-akhir ini seolah menjadi biang konflik. Namun, di tengah persoalan tersebut, NU tetap menghadirkan prinsip rahmatan lil ‘alamin sebagai esensi agama Islam. 

Bahkan mampu mewarnai dunia perpolitikan dengan tetap mengedepankan persatuan serta kesatuan bangsa dan negara. “NU sudah mempraktikkan dan melakukannya sejak sebelum Republik ini berdiri,” tegas Amin.


Panelis bedah buku "NU Penjaga NKRI". (Foto: NU Online)

Sementara itu, Direktur Eksekutif Said Aqil Siroj (SAS) Institute M. Imdadun Rahmat yang juga hadir sebagai salah satu narasumber menerangkan, konsistensi NU dalam menjaga eksistensi bangsa dan negara tidak terlepas dari paham keagamaan yang dianut.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa antara paham keagamaan dengan komitmen kebangsaan menjadi tidak terpisahkan. Bahkan harus diperkuat dan menjadi komitmen bersama warga bangsa.

Dalam kegiatan yang dipadati oleh sejumlah undangan dan hadirin dari berbagai kalangan yang memadati ruang diskusi, hadir juga sebagai narasumber Agamawan Romo Benny Susetyo dan Politisi Muda Tsamara Amany Alatas serta editor buku Iip D. Yahya.

Acara ini dimulai dengan sambutan Direktur Utama PT Kanisius, Romo Azis dan Pembicara Kunci Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Hadir pula beberapa pengurus PBNU dan beberapa punggawa PT Kanisius. (Fathoni)


Terkait