Jakarta, NU Online
Pemerintah Republik Indonesia memastikan kasus pembunuhan terhadap empat orang di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah bukan berkaitan dengan perang suku ataupun agama.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan kasus pembunuhan tersebut dilakukan oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Dia menyatakan kelompok tersebut bertujuan untuk meneror dan menciptakan suasana tidak kondusif serta kekacauan yang bisa memecah belah persatuan.
Mahfud mengimbau masyarakat khususnya di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah untuk tidak terpancing upaya provokasi tersebut.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Kepada tokoh agama, pemerintah berharap agar menyebarluaskan pesan damai kepada masyarakat karena sejatinya agama apapun hadir di dunia ini untum membangun perdamaian dan persaudaran," jelas Mahfud kepada wartawan di kantornya, Senin (30/11) dikutip Anadolu.
Pemerintah juga kata dia memerintahkan kepada aparat keamanan untuk memperkuat dan memperketat penjagaan serta pengamanan terhadap warga dari ancaman terorisme dan pihak2 yangg ingin mengacaukan keamanan dan ketertiban di wilayah itu.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Selain itu dia juga menjamin keamanan warga di Kabupaten Sigi setelah terjadinya tindakan teror itu.
Sebelumnya, empat orang tewas dalam pembunuhan yang diduga dilakukan oleh kelompok teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Desa Lembontongoa, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, ujar polisi.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono mengatakan keempat korban tewas itu adalah Yasa, Pinu, Naka dan Pedi.
Mereka adalah pasangan suami-istri, anak dan menantu. “Menurut lima saksi, pelaku kurang lebih 10 orang, tiga di antaranya membawa senjata api laras panjang dan dua senjata api genggam,” ujar Awi, Sabtu.
Saat polisi menunjukkan gambar DPO teroris MIT, lanjut Awi, saksi meyakini bahwa tiga pelaku di antaranya adalah anggota kelompok yang dipimpin Ali Kalora itu.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon
ADVERTISEMENT BY ANYMIND