Jakarta, NU Online
Prosesi peluncuran (launching) Madrasah Diniyah Al-Munawwarah mengiringi hajatan Khotmul Qur’an Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Al-Munawwarah yang digelar Masjid Jami’ Al-Munawwarah Yayasan KH Abdul Wahid Hasyim Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Ahad (1/4). Lembaga baru ini menjadi wahana pendidikan keagamaan tingkat lanjut bagi wisudawan dan wisudawati yang baru saja purna dari TPQ.
Secara resmi peluncuran dilakukan oleh Ketua Pembina Yayasan KH Abdul Wahid Hasyim dr KH Umar Wahid. Tampak hadir dalam penyelenggaraan ini Sekretaris Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) KH Nurul Yaqin Ishaq, Koordinator Qiro’ati untuk Wilayah Jakarta-Banten-Jawa Barat KH Abu Bakar Dahlan, Koordinator Kecamatan Qiro’ati se-Jakarta Selatan KH Zainuri, dan Ketua Pentashih Qiro’ati se-Jabodetabeka Abdul Salam, serta sejumlah pengurus Yayasan KH Abdul Wahid Hasyim.
“Kami sangat bangga sekali dengan hasil yang dicapai TPQ Al-Munawarah ini. Untuk meneruskan pendidikan para santri, maka kami dirikan Madrasah Diniyah,” ujar Arif Rahman Baidlawi saat mewakili Ketua Pembina Yayasan yang sedang berhalangan naik ke atas panggung.
Madrasah Diniyah tersebut rencananya tidak hanya dikhususkan bagi para alumni TPQ Al-Munawwarah. Melalui proses kualifikasi yang layak, calon santri dapat datang dari mana saja, dan berkesempatan mengikuti pendidikan di lembaga yang telah mendapat restu dari Almarhum KH Abdurrahman Wahid ini.
Prosesi Khotmul Qur’an
Sebelum peluncuran, kurang lebih 600-an peserta mengikuti hajatan Khatmul Qur’an yang berlangsung sangat meriah. Sejak pukul 07.00 WIB, wisudawan dan wisudawati diarak keliling Kelurahan Ciganjur dengan iringan musik rebana. Hentakan kaki para santri sepanjang arakan mampu menggugah warga Ciganjur untuk turut antusias menyemarakkan perayaan.
Usai diarak, para calon santri Madrasah Diniyah Al-Munawwarah yang rata-rata berusia 10 tahun ini mendemonstrasikan kebolehan mereka di atas panggung. Pada sesi imtihan (ujian) satu-persatu tamu undangan menanyakan soal-soal rumit seputar hafalan surat, doa-doa, uraian ilmu tajwid, bahkan bacaan-bacaan gharib wa musykilat di dalam al-Qur’an. Dalam waktu singkat, segudang pertanyaan itu mampu diatasi para santri tanpa hambatan.
Kali ini TPQ Al-Munawwarah mewisuda sebanyak enam santri yang terdiri dari lima santri putri dan satu santri putra. Mereka telah menempuh pendidikan kurang lebih selama dua tahun. Dalam jangka itu, mereka diajar oleh para guru kompeten menggunakan metode Qiro’ati, rumusan KH Dahlan Zarkasyi Semarang.
Menurut Ketua Harian Dewan Kemakmuran Masjid Jami’ Al-Munawwarah H Syaifullah Amin, jumlah wisudawan wisudawati itu tergolong lumayan banyak. Sebab, di samping diselenggarakan perdana, pendidikan al-Qur’an metode Qiro’ati mempunyai standar kualifikasi yang sangat tinggi dan ketat.
“Di tempat lain jumlah yang diwisuda malah ada yang lebih rendah dari ini. Bagi kami yang terpenting adalah kualitas. Meskipun secara kuantitas memang perlu untuk terus ditingkatan,” tukasnya.
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis : Mahbib Khoiro