Nasional

Ketua PCNU Sumenep: Bukan saatnya lagi Bicara Khilafah

Jumat, 1 Juni 2012 | 07:26 WIB

Sumenep, NU Online
Ketua PCNU Sumenep mengatakan persoalan sistem negara sudah selesai dan tidak perlu diperdebatkan lagi. “Bukan saatnya lagi bicara khilafah,” ungkapnya pada launching BMT NU Cabang Rubaru di Kecamatan Rubaru, Rabu (30/5) malam.
<>
Sekarang umat Islam harus bicara pemberdayaan dan pengembangan ekonomi masyarakat. Sebab, apapun sistem yang diterapkan jika perekonomian nmasyarakat lemah, Islam tidak akan jaya.

Untuk melakukan pengembangan ekonomi masyarakat butuh alat. “BMT alat perang kita,” ungkapnya.

Sementara untuk menggerakkan BMT butuh peran serta dan dukungan pengelola institusi pendidikan dan lembaga keagamaan. “Dengan menabung di BMT secara langsung siswa diajarkan untuk hemat,” terangnya.

Ia mengajak kepada seluruh undanganyang hadir yang terdiri dari ulama yang memiliki pesantren dan sekolah untuk mengajak siswa dan santrinya menabung di BMT.

Selainitu, menurutnya, pemberdayaan masyarakat butu hsinergi dan kebersamaan antar lembaga.“MWC, lembaga dan banom harus menjalin kebersamaan dalam berjuang,” terangnya.

H. Pandji meminta kepada pengelola BMT untuk tidak tebang pilih dalam menerima dan meminjamkan modal. “Selama untuk usahap roduktif siapa pun boleh meminjam dan menabung,” tegasnya.

Waspadai Pindah Paham 

Sementara itu Manager Baitul Mal wat Tamwil NU Gapura Masyudi mengatakan untuk bertahan hidup butuh dana, biaya hidup menuntut kemapanan ekonomi. Jika perekonomian keluarga lemah sangat mudah untuk digiring dan diajak melakukan apa saja demi untuk mendapatkan uang, termasuk pindah paham dan keyakinan.

“Kefakiran bisa menjatuhkan pada kekafiran,” katanya mengutip sabda Rasulullah.NU sebagai lembaga keagamaan tidak cukup dengan hanya mengajak umat untuk beriman, bertakwa dan menjahui kekufuran. “Yang dapat menyebabkan umat pindah paham karena jeratan ekonomi juga harus diperhatikan,” jelasnya dihadapan para ulama yang hadir.

Menurutnya, warga NU perlu ada yang menggerakkan pemberdayaan masyarakat sehingga warganya bisa hidup tenang dan khusyuk dalam beribadah. “Yang berceramah sudah ada kiai, yang mengajar sudah ada ustadz. Sekarang butuh pemuda yang bisa mengubah keterperosokan ekonomi umat,” ungkapnya.

Hal itulah yang menjadi motivasi Masyhudi pada 2004 menggagas BMT NU di kecamatan Gapura dengan modal Rp. 400 ribu dengan anggota 11 orang. “Alhamdulillah, sekarang sudah 5,7 miliyar dengan anggota 4211 orang,” bebernya. 


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: M Kamil Akhyari


Terkait