Nasional

Kebakaran di Salemba, KPAI Minta Pemerintah Fasilitasi Sarana Prasarana PKBM

Ahad, 24 Juni 2018 | 04:00 WIB

Kebakaran di Salemba, KPAI Minta Pemerintah Fasilitasi Sarana Prasarana PKBM

Sisa-sisa kebakaran PKBM dan Rumah Singgah Karya Putra Mandiri Salemba.

Jakarta, NU Online 
Kebakaran yang menimpa kantor Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Karya Putra Mandiri di Jalan Percetakan Negara IV RT 005 RW 004 Rawasari, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (19/6) menjadi perhatian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Komisioner KPAI Bidang Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat Susianah Affandy yang turun melakukan pengawasan pada Sabtu (23/6), mengatakan, kebakaran menyebabkan kerugian immateri bagi PKBM karya Putra Mandiri dan sembilan rumah warga. 

"Dokumen-dokumen penting (PKBM) hangus tak tersisa," kata Susianah kepada NU Online, Ahad (24/6).

Di antara dokumen penting yang hangus adalah data-data siswa dan dokumen kegiatan belajar mengajar PKBM, data dan dokumen anak asuh Rumah Singgah Karya Putra Mandiri. Sebanyak 30 ijazah Kejar Paket A, B dan C dengan rincian antara lain 4 ijazah Kejar Paket A, sebanyak 11 Ijazah Kejar Paket B dan sebanyak 15 Ijazah Kejar Paket C terbakar. Sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar juga ludes di makan si jago merah. 

Menurut Susianah, akibat musnahnya dokumen tersebut, peserta didik PKBM yang telah mengikuti ujian dan belum mengambil ijazahnya mengalami trauma. "Mereka merasa rugi dan menyesal mengikuti ujian dan belum mengambil ijazah yang saat ini telah musnah," ungkapnya.

Adapun anak-anak yang mengikuti pendidikan kesetaraan Kejar Paket A, B dan C di PKBM Karya Putra Mandiri sebanyak 70 anak berlatar belakang dari keluarga tidak mampu secara ekonomi. Keluarga anak-anak ini ada di Bogor, Bekasi, Jakarta, dan sekitarnya. Sebagian besar mereka hidup di jalanan, menjadi anak terlantar, sehingga membutuhkan motivasi dan dukungan lingkungan untuk mengenyam pendidikan. 



PKBM Karya Putra Mandiri sendiri menyediakan Rumah Singgah Bagi anak-anak penyandang masalah kesejahteraan sosial tersebut, yang sebelum kebakaran di huni oleh 90 anak. Anak-anak tersebut tinggal di tiga titik Rumah Singgah di bawah asuhan Yayasan Karya Putra Mandiri yakni di Paseban, Tanah Tinggi Johar Baru dan Rawa Sari. Namun, akibat musibah kebakaran itu, membuat pengelola Rumah Singgah dan PKBM menjadi trauma dan menghentikan kegiatan belajar mengajar. 

Selain menimpa PKBM, kebakaran juga menghanguskan sembilan rumah itu menyebabkan sekitar sepuluh Kepala Keluarga dan 56 jiwa yang sebagian terdiri atas anak-anak dan balita ini kini tinggal di penampungan yakni Kantor Yayasan kasih Anak Kanker Indonesia di Jalan Percetakan Negara IV Salemba Jakarta Pusat. 

Atas musibah tersebut, KPAI meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Direktorat Pendidikan Kemasyarakatan) dan Dinas Pendidikan Propinsi DKI Jakarta agar memfasilitasi dan memberi bantuan sarana dan prasana kepada PKBM Karya Putra Mandiri yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. 

KPAI juga mendorong agar Dinas Sosial memberikan dukungan dan bantuan perlindungan sosial bagi Rumah Singgah Karya Putra Mandiri yang selama ini menyantuni anak-anak terlantar. Pemerintah juga diharapkan dapat membantu dalam pengurusan dokumen penting yang hangus karena ketika KPAI melakukan pengawasan, pengelola dan tenaga pendidik nampak kebingungan mencari lokasi (sementara) yang dapat digunakan sebagai Kantor dan tempat pembelajaran. 

Selain itu, KPAI berharap Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menugaskan tim medis di lokasi penampungan dengan fasilitas kesehatan dasar seperti obat-obatan dan sebagainya. 

"Saat KPAI melakukan pengawasan ke lokasi penampungan, terdapat anak sakit dan tidak nampak adanya posko kesehatan. Saat itu ada dua orang perempuan dari Puskesmas yang nampak hanya melakukan kunjungan sedangkan ketersediaan posko kesehatan tidak nampak," jelasnya. 

Ia juga berharap, Pemerintah DKI Jakarta dan elemen masyarakat membantu warga yang menjadi korban kebakaran agar memiliki tempat tinggal yang layak karena para korban memiliki anak-anak yang harus tumbuh dan berkembang dengan baik. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)


Terkait