Nasional

Kebakaran di Jatinegara, KPAI Dorong Fasilitas Ramah Anak

Selasa, 29 Mei 2018 | 13:50 WIB

Kebakaran di Jatinegara, KPAI Dorong Fasilitas Ramah Anak

Foto: kpai.go.id

Jakarta, NU Online
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta Pemerintah Kota Jakarta Timur menyediakan fasilitas pengungsian yang ramah anak karena saat ini ada tiga tenda pengungsian yang dibangun seadanya dan membuat banyak warga tidak betah dengan kondisinya yang panas. 

“Warga terdampak banyak yang tinggal di rumah saudara dan keluarganya. Dalam konteks ini, tempat pengungsian seharusnya ramah anak, memberikan fasilitas yang nyaman bagi anak, khususnya anak perempuan dalam menjaga privasinya,” kata Komisioner KPAI Bidang Sosial dan Anak dalam Situasi Darurat, Susianah Affandy kepada NU Online, Selasa (28/5) seusai mengawasi lokasi kebakaran yang terjadi di Jalan Kebon Sayur 2  RT 007 dan 008/RW 014 Kelurahan Bidara Cina Jatinegara, Jakarta Timur.

Menurut Susianah, saat kejadian, anak-anak masih tidur, tapi langsung dibangunkan dan dibawa lari keluar rumah melewati gang sempit yang berhimpitan orang-orang dalam keadaan panik untuk menyelamatkan diri dengan disertai jeritan orang dewasa dan tangisan balita.  

“Situasi ini yang mengakibatkan anak-anak balita mengalami trauma," ucap perempuan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua LKKNU itu.

Susianah menambahkan, anak-anak juga bersedih karena kehilangan tempat tinggalnya. Sementara kondisi shock terjadi ketika orang tua membawa anak-anaknya yang masih balita meninggalkan rumahnya yang akan terbakar pada dini hari dan semua warga panik.

Oleh karena itu, anak-anak seharusnya mendapatkan trauma healing dan psiko sosial agar dapat mengembalikan keceriaan mereka seperti sebelum terjadinya kebakaran. Hal tersebut bisa dilakukan Dinas Sosial DKI dan Kementerian Sosial.

“Indikasi trauma diantaranya anak kehilangan selera makan dan kerap mengigau dan menangis ketika tidur, terutama malam hari,” ucap perempuan kelahiran Lumajang, Jawa Timur itu..

Pemkot, kata Susianah, harus segera mencari jalan keluar bagi tempat hunian warga terdampak karena temuan KPAI, warga yang memiliki anak-anak kebingungan terhadap tempat tinggal mereka di masa depan, apalagi keberadaan sarana air bersih dan fasilitas MCK tidak menunjang.

“Mereka tidak mungkin berada di pengungsian seadanya dalam jangka waktu lama,” jelasnya.

Pemkot juga diminta memudahkan warga terdampak kebakaran dalam mengurus surat berharga dan penting, seperti surat tanah, akte lahir, Kartu Keluarga, ijazah dan rapor anak.

Sebelumnya, KPAI menurunkan tim pengawasan ke lokasi kebakaran yang terdiri atas dua komisioner,  yaitu Susianah Affandy dan Retno Listyarti.

Kebakaran tersebut mengakibatkan kaki seorang anak A (13 tahun) terbakar, Sadih (50 tahun) mengalami lukar bakar seluruh tubuh dan Muahana (60 tahun) mengalami luka bakar di muka dan tangan. Ketiganya adalah satu keluarga di dalamya rumahnya terdapat tabung gas yang meledak sebagai penyebab kebakaran. Kini, ketiganya dirawat di Rumah Sakit Polri. 

Adapun Wwrga terdampak kebakaran sebanyak 221 jiwa dari 56 Kepala Keluarga dan 46 rumah. Dari pengawasan KPAI, anak-anak yang terdampak kebakaran sebanyak 57 jiwa dengan rincian anak usia SD 23 orang , anak usia SMP sebanyak 14 orang, dan anak usia SMA sebanyak  20 orang. (Husni Sahal/Fathoni)


Terkait