
Mudir 'Ali JATMAN KH Ali Masykur Musa saat silaturrahim tariqiyyah di Pondok Pesantren Al-Amanah 2 Bahrul Ulum, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (25/7/2025).
Jombang, NU Online
Mudir ‘Ali Idarah 'Aliyyah Jam’iyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) KH Ali Masykur Musa meminta anggota JATMAN menjadi pelopor terbentuknya masyarakat yang adem, ayem, tenteram, dan guyub.
Menurutnya, JATMAN dewasa ini telah menunjukkan geliat positif di tengah masyarakat tarekat. Hal ini menandakan bahwa gerakan keorganisasian tarekat sedang mengalami kebangkitan gairah dan respon positif.
"JATMAN harus menjadi garda utama membentuk masyarakat yang guyub dan rukun. Respon masyarakat bagus," jelasnya saat silaturrahim tariqiyyah di Pondok Pesantren Al-Amanah 2 Bahrul Ulum, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (25/7/2025).
Ia menekankan bahwa keberhasilan dakwah Islam yang tenang dan kuat hingga ke akar rumput di Indonesia tidak lepas dari pendekatan kultural tarekat yang telah mampu berdialog dengan nilai-nilai budaya lokal masyarakat Indonesia.
Oleh karenanya, selain membuat masyarakat guyub dan rukun, Prof Aly Masykur juga meminta JATMAN terlibat aktif dalam menggerakkan kemandirian ekonomi masyarakat. Sehingga menjadi satu kesatuan yang saling mengisi.
"Penting bagi kultur tarekat untuk membangun tatanan sosial yang memiliki kemandirian ekonomi organisasi, baik secara given, by policy, and by affirmative," pintanya.
Prof Aly Masykur juga menegaskan bahwa mengorganisasi umat yang menapaki jalan tarekat adalah amanah yang sangat mulia. Apalagi sampai ke ranah menciptakan kemandirian ekonomi lewat berbagai usaha nyata. Sehingga kesejahteraan jamaah dan organisasi berjalan baik.
"Pengurus JATMAN tidak hanya menjaga amalan-amalan tarekat yang sudah ada, tetapi juga harus mampu mensyiarkannya lebih luas kepada masyarakat umum," ungkapnya.
Baginya, dalam amanah membimbing masyarakat tersebut terkandung dua unsur penting yang tidak boleh ditinggalkan yaitu qalbu (hati) sebagai raja dan aql (akal) sebagai pelaksana.
"Salah satu bentuk syiar damai dan membuat guyub, hal yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan istighosah kubra antar tarekat dan tidak kalah penting adalah dakwah tariqiyyah secara digital," jelas Prof Musa.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia 1991-1994 ini juga mengingatkan bahwa dalam membangun masyarakat yang guyub dan kemandirian ekonomi perlu kordinasi ke mursyid dan pimpinan pesantren. Sebab mereka adalah penjaga spiritual (paku bumi) yang terus membimbing para salikin dalam menapaki jalan menuju Allah SWT.
"Dalam melaksanakan tugas organisasi, para pengurus JATMAN harus senantiasa bertawassul kepada para masyayikh dari Tebuireng, Tambakberas, Denanyar, Rejoso, Cukir, serta para kiai di Jombang. Silaturrahim kepada para mursyid dan masyayikh, kunci utama dalam menjaga arah organisasi tariqiyyah," imbuhnya.
Rais Ifadliyah Idarah Syu’biyyah JATMAN Jombang KH Abdul Kholiq Hasan menjelaskan kegiatan silaturrahim ini menjadi momentum penting dalam menguatkan kembali orientasi spiritual organisasi tarekat serta memperkokoh jaringan komunikasi antar pengurus dan pengamal tarekat.
"Dalam suasana yang khidmat dan hangat, forum ini menunjukkan bahwa nilai-nilai tariqiyyah masih sangat relevan dan dibutuhkan dalam menjawab tantangan zaman, sekaligus menjadi jalan untuk menciptakan masyarakat yang damai dan berkeadaban," bebernya.
Rektor Institut Agama Islam Bani Fattah ini menambahkan, kepengurusan JATMAN Syu’biyyah Jombang merupakan representasi dari seluruh elemen Pondok Pesantren dan thariqat yang ada di Kabupaten Jombang.
"Kita ada rencana menyelenggarakan haul akbar seluruh tarekat yang bertujuan mempererat tali silaturrahim antara para mursyid, murid, dan salikin tarekat di Jombang," tandasnya.