Nasional

Jangan Salah Pilih Sekolah untuk Anak, Simak 7 Tips Berikut Ini

Sabtu, 17 Mei 2025 | 06:00 WIB

Jangan Salah Pilih Sekolah untuk Anak, Simak 7 Tips Berikut Ini

Ilustrasi anak sekolah. (Foto: freepik)

Jakarta, NU Online

Banyaknya sekolah dapat membuat orang tua bingung dalam memilih sekolah untuk anak-anaknya. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sekolah.


Menurut Dosen Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Nasiruddin, orang tua harus mengenali potensi, minat, dan karakter anak-anak mereka. Ia mengimbau orang tua tidak hanya memilih sekolah yang unggul tetapi juga sekolah yang mendukung tumbuh kembang anak secara holistik.


Ia mengatakan bahwa orang tua perlu mengajak anak untuk berdiskusi, agar mereka merasa dihargai dalam pengambilan keputusan.


"Menurut saya yang paling penting adalah anak diarahkan untuk bisa mendalami agama bisa mendalami Al-Qur'an, bisa mendalami bahasa Arab, sehingga saran saya orang tua mengarahkan anak-anaknya ke pondok pesantren atau sekolah yang menekankan kepada Al-Qur'an dan agama," ujarnya kepada NU Online, pada Kamis (15/5/2025).


Selanjutnya, Nasir memberikan beberapa tips yang dapat dijadikan pertimbangan orang tua dalam memilih sekolah.


1. Kenali karakter dan minat anak

Mengetahui karakter dan minat anak sangat penting untuk dijadikan pedoman orang tua dalam menjatuhkan keputusan memilih sekolah. Minat ini bisa diurai; mereka cenderung akademis, kreatif, aktif secara fisik atau suka praktik.


2. Tinjau visi misi  

Hal yang layak untuk diperhatikan dalam memilih sekolah yaitu dengan meninjau visi, misi dan nilai-nilai sekolah.


"Sesuaikan dengan nilai-nilai keluarga," terangnya.


3. Perhatikan kurikulum dan pembelajaran
 
Orang tua perlu mengetahui kurikulum dan sistem pembelajaran di sekolah tujuan. Hal yang perlu diperhatikan yaitu apakah sekolah menerapkan pembelajaran aktif, saintifik atau berbasis karakter?


4. Fasilitas dan lingkungan belajar

Fasilitas dan lingkungan belajar perlu mendapat perhatian khusus bagi orang tua yang hendak memilih sekolah.


"Apakah sekolah bersih, aman dan mendukung kenyamanan anak?" ujarnya.


5. Profil lulusan dan reputasi sekolah

Profil lulusan ini mencakup kualitas dari alumni suatu sekolah. Sementara reputasi mencakup tentang profil sekolah yang dikenal masyarakat.


6. Lokasi dan biaya

Sesuaikan kemampuan finansial dengan biaya yang akan dibayarkan ke sekolah pilihan. Prioritaskan juga kemudahan dan kenyamanan akses ke sekolah.


7. Kunjungi sekolahan

Mengunjungi sekolah bisa dilakukan agar anak-anak dapat melihat langsung kondisi sekolah. Setidaknya anak-anak punya gambaran tentang sekolah tersebut.


"Supaya anak merasa terlibat dan bisa membayangkan dirinya belajar di sana," terangnya.


Faktor gengsi

Sementara itu, Dosen Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga Risa Suryani memaparkan bahwa salah satu kesalahan umum dari orang tua saat memilih sekolah yakni lebih memilih faktor prestise atau gengsi.


Menurut Risa, hal ini bermasalah. Sebab pilihan itu cenderung berdasar pada yang tampak dari luar dibandingkan kualitas sekolah itu sendiri, serta mengabaikan kenyamanan anak dalam proses belajar yang pada kasus ini sebagai subjek.


Ia menyarankan orang tua yang di daerahnya hanya terdapat beberapa pilihan sekolah saja agar memilih berdasarkan visi misi sekolah dalam mengedepankan integrasi ilmu umum dan agama.


"Dengan didukung kondisi lingkungan yang baik, dari para pendidik maupun dari masyarakat sekitar," paparnya kepada NU Online pada Jumat (16/5/2025)


Risa mewanti-wanti orang tua agar memilih sekolah yang memiliki reputasi baik, salah satu indikasinya ramah anak. Menurutnya, kasus perundungan saat ini banyak terjadi.


Sebelum menjatuhkan pilihan anak-anak bersekolah di lembaga pendidikan tertentu, ada baiknya mereka dilibatkan dalam kunjungan langsung ke sekolah tujuan.


"Menyelaraskan sekolah dengan latar belakang kultural yang sama, seperti memilih Lembaga Pendidikan di bawah naungan LP Ma'arif NU," pungkasnya.