Ini Cara Gus Dur Pilih Orang untuk Jabatan Strategis di Kabinet
Jumat, 29 Desember 2017 | 16:05 WIB
Lengser dari jabatan presiden bagi almaghfurlah KH Abdurrahman (Gus Dur) tak jadi masalah bagi dirinya. Ia juga tidak pernah menuhankan jabatan itu (presiden). Meski begitu, Gus Dur sangat berhati-hati menempatkan seseorang menjadi kabinetnya dalam jabatan strategis saat jadi presiden.
"Banyak hal yang saya melihat kehati-hatian Gus Dur ketika menentukan jabatan strategis. Mungkin di antara kita tidak banyak yang tahu, ketika Gus Dur menentukan jabatan strategis," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kamis (28/12) malam di halaman Pesantren Tebuireng, Jombang.
Khofifah yang saat itu didapuk menjadi pembicara sebagai kesaksian Gus Dur di haulnya yang ke-8 itu bercerita terkait kehati-hatian Gus Dur. Ia yang saat itu menjadi kepercayaan Gus Dur tak jarang mendapat tugas untuk mengecek lebih jauh calon-calon kabinet kerjanya.
"Saya ditugaskan untuk mengecek alamat dan orangnya seperti apa. Selain itu, Gus Dur masih menyuruh lagi santrinya untuk mengecek alamat dan orang yang ada di jabatan strategis itu juga," ujarnya.
Hal itu dilakukan, menurutnya, agar tidak salah pasang orang untuk bersama-sama memajukan bangsa dan Negara Indonesia. Salah satu prinsip Gus Dur, papar Khofifah, dalam menentukan jabatan strategis kepada kabinet kerjanya adalah memiliki integritas moral yang kuat.
"Karena itu menjadi kelengkapan Gus Dur saat mengambil pertimbangan dan keputusan apakah orang ini memiliki integritas moral untuk menduduki pos-pos strategis tertentu," tutur dia.
Karena sikap kehati-hatian itu, lanjut Khofifah, meski hanya menjabat sebagai Presiden RI selama kurang lebih 21 bulan, sudah ada banyak keberhasilan yang dirasakan oleh bangsa dan negara Indonesia ini. (Syamsul Arifin/Alhafiz K)