Serang, NU Online
Beragam riak dan gejolak kebangsaan yang terjadi di negeri ini, antara lain bermuara pada problem ekonomi umat. Karenanya perlu langkah nyata bagi pesantren dengan menggandeng sejumlah kalangan untuk memastikan pemberdayaan potensi ekonomi yang ada.
Pendiri Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara (Penata), KH Ma’ruf Amin dalam waktu dekat meresmikan Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN) yang diluncurkan bersama sejumlah Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Umat (LPEU).
Dan rencananya Presiden RI, Joko Widodo berkenan hadir dan meresmikan kemitraan tersebut di Penata, Rabu (14/3).
“Gerakan ini tidak ujug-ujug (tiba-tiba) ada. Ini sudah digelorakan Kiai Ma’ruf Amin sejak lama,” kata ketua panitia peluncuran resmi Pemberdayaan Ekonomi Umat, Uday Abdurrahman, di Penata, Serang, Selasa (13/3).
Menurutnya, secara konsep dan pembukuan jenis hukum, Kiai Ma’ruf memulainya sejak tahun 90-an. “Saat itu beliau mendorong lahirnya perbankan dan lembaga keuangan syariah,” katanya.
Kemudian, sejak diamanahi menjadi Rais Aam PBNU, Kiai Ma’ruf menggelar halaqah keliling daerah se-Indonesia. “Para kiai Syuriah NU dari tingkat wilayah, cabang, hingga Ranting NU diajak berdialog untuk memetakan persoalan keumatan, sekaligus mendorong untuk bangkit menata kembali perekonomian umat dari berbagai sektor,” paparnya.
Upaya pemberdayaan ekonomi umat tersebut, kata Uday, tidak bisa dilakukan sendirian atau hanya sekelompok tokoh. Karena itu, Kiai Ma’ruf mendorong pemerintah, tokoh agama dan para pengusaha untuk bersinergi memadukan komitmen dalam pemberdayaan ekonomi umat. “Kiai Ma’ruf menyebutnya sebagai arus baru ekonomi Indonesia,” tandasnya.
Gerakan Kiai Ma’ruf Amin, yang sekaligus Ketua Umum MUI itu, bukan tanpa rintangan. Banyak pihak yang awalnya kurang percaya bahkan mencibir. “Tapi beliau selalu mengatakan, yang penting kita bergerak saja. Nanti kalau sudah terlihat hasilnya, yang lain pun akan ikut bergerak. Sebab di pesantren, kita diajarkan bahwa alharakah dan barakah. Pergerakan akan berbuah berkah,” imbuhnya.
Saat ini, meski belum genap setahun dibentuk, KMSN dan LPE yang baru beranggotakan 25 pesantren di seluruh Indonesia itu, telah bergerak di sejumlah sektor bisnis, yakni sektor jasa keuangan berupa ritel; budidaya pertanian, perikanan dan peternakan serta sektor jasa.
“Jadi, pesantren anggota KMSN ini akan jadi percontohan gerakan pemberdayaan ekonomi umat,” ungkapnya.
Sebagai kelanjutan, lembaga tersebut sudah bekerjasama dengan Leumart di sektor ritel, REI di sektor properti, C-Farming IPB untuk pengembangan udang windu dan Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) untuk produk pertanian dan olahan jagung.
“Dengan REI kita akan membuat desa wisata dan rest area di Malang, Martha Thilaar juga kemarin mengajak kerjasama untuk pengembangan spa dan hotel syariah,” paparnya.
Ketua Umum KMSN, Sholahuddin menambahkan, untuk olahan jagung yang dikembangkan produksinya kini telah menembus pasar Malaysia dan sejumlah negara Timur Tengah.
Sholah berharap, ke depan KMSN tidak hanya melibatkan 25 pesantren di Indonesia, yang kini sudah bergerak, tapi juga bisa mengajak ribuan pesantren, pengelola masjid, majlis taklim, kampus, hingga organisasi kemasyarakatan di tingkat desa. Pesantren yang memiliki lahan agak luas diajak mengembangkan produk pertanian sehat, perkebunan, peternakan dan perikanan akan didorong mengembangkan produknya.
Saat ini yang sudah berjalan budidaya jagung di PesantrenNurul Huda, Kuningan, di Serang, tiga pesantren di Lamongan, demikian pula di Bangka Belitung dan Kalimantan Timur dengan KTNA Kaltim. “Kita juga kerjasama dengan C-Farming IPB untuk pengembangan udang windu di Kepulauan Seribu,” jelasnya.
Usai peluncuran resmi di Penata, pihaknya juga merencanakan untuk membuka outlet atau ritel Leumart di 50 pesantren di Jawa Timur.
“Ke depan, kita kembangkan Leumart ini di tiap kota sebanyak 50 outlet atau ritel, bekerjasama dengan pesantren, masjid, kampus, ormas atau majlis taklim,” katanya.
Hal yang akan dikembangkan dari mulai pupuk hayati, yang memproduksi banyak pupuk untuk produk pertanian sehat, seperti green kopi, olahan jagung dari eskrim, kerupuk, puding dan sebagainya. “Ke depan kita bermitra bisa dengan UMKM, kelompok tani, bahkan personal,” pungkasnya. (Malik/Ibnu Nawawi)