Gus Ishom: Peperangan Tidak Bisa Diselesaikan dengan Kemarahan
Ahad, 8 Juli 2018 | 07:00 WIB
Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin mengingatkan bahwa peperangan di negara Muslim tidak bisa diselesaikan dengan kemarahan. Menurut Gus Ishom, begitu ia biasa disapa, tidak ada yang lebih menyedihkan hati selain buruknya nasib sebagian umat Islam di berbagai negara dan juga perang yang tiada henti di berbagai negeri.
"Bencana kemanusiaan semacam itu di segala tempat wajib dihentikan oleh siapa pun yang memahami hakikat permasalahannya berikut metode atau cara penyelesaiannya dengan segala macam upaya maksimal yang sesuai dengan situasi kondisi masing-masingnya," katannya, Ahad (8/7).
Menyangkut nasib umat Islam di Israel, Yaman, Syiria, Irak, Libya, Afghanistan, Rohingya, ia pun mengungkapkan keprihatinan dan turut berduka. Namun menurutnya, amarah harus terkendali dan terarah serta tidak boleh ditumpahkan kepada sasaran yang salah.
Semua orang sudah bisa dipastikan tidak setuju dengan kebengisan manusia atas manusia lain. Namun, energi kebencian dan kemarahan harus terarah untuk pencapaian perdamaian di seluruh belahan dunia mana pun. Sebab Islam membawa misi Rahmatan lil Alamin (menebarkan kasih sayang).
"Khusus terkait nasib kaum muslim di Rohingya misalnya dulu saya pernah membaca tulisan di FB seseorang yang isinya memberi anjuran agar umat Islam di Indonesia menyerang tokoh-tokoh agama Budha. Masih banyak tulisan di media sosial yang content-nya hanya hoaks, ikutan bicara tentang kasus Rohingya di Myanmar dan sebagainya tanpa informasi yang memadai apalagi valid," tuturnya.
Gus Ishom mengingatkan pula, cara-cara yang lebih sistematis untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan di mana saja seringkali tidak cukup hanya mengandalkan semangat membara saja. Tidak selesai hanya dengan melaknati siapa saja kesana kemari.
"Persoalan seringkali tidak sesederhana sebagaimana yang terlintas dalam pikiran yang amat terbatas. Perlu upaya konkrit melalui upaya diplomatik se-ASEAN dan bahkan negara selainnya agar musibah kemanusiaan itu segera dihentikan di berbagai negara kaum muslim yang terus menerus bertikai dan juga di negara-negara lainnya," ingatnya.
Kiai asal Lampung ini juga berharap agar semua pihak tidak perlu saling hujat karena berbeda cara sepanjang tulus bertujuan sama yakni mewujudkan perdamaian dunia dan mengurangi masalah-masalah yang membawa bencana kemanusiaan.
"Kita yang tidak mampu wajib mendoakan mereka, semoga mereka bersabar dan segera mendapat jalan keluar dari Allah SWT," pungkasnya. (Red: Muhammad Faizin)