Situbondo, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang Fatayat NU Situbondo Zainiye mengimbau kader Fatayat NU untuk menjaga kerhormatan lembaga dengan bersikap netral dalam pemilu presiden (pilpres) 9 Juli mendatang. Sebab, sebagai banom NU, Fatayat harus tunduk pada khittah 1926 yang mengharuskan NU dan sayap-sayapnya menjaga jarak dengan semua kekuatan politik yang ada.
<>
“Saya tetap berharap agar kader Fatayat NU bisa netral menyikapi pilpres ini agar kita tetap punya wibawa,” tegasnya di Situbondo, Jawa Timur, Selasa (17/6).
Perempuan asal Jangkar, Situbondo, ini sebenarnya mengaku “berat” untuk netral mengingat dirinya sebagai kader sebuah partai politik dan kini masih menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Situbondo. Namun ia bertekad untuk memberi contoh yang baik kepada warga Nahdliyin dengan tidak mencampuradukkan antara tugas-tugas kefatayatan dan politik praktis.
“Bagi saya NU dan Fatayat itu jauh lebih besar nilainya daripada sekadar faksi-faksi dalam parpol,” terang Zainiye.
Zainiye memberi kebebasan kepada warga Fatayat untuk memilih capres-cawapres yang dikehendaki, sesuai dengan suara hati nuraninya. Dikatakannya, pilpres adalah momentum penting untuk menentukan arah bangsa dalam 5 tahun ke depan, sehingga harus dimanfaatkan dengan cara tidak Golput.
“Ya, jangan Golput lah. Supaya kita punya andil dalam memilh calon pemimpin bangsa,” ucap wanita yang baru dilantik sebagai Ketua Fatayat NU Situbondo itu. (Aryudi A Razaq/Mahbib)