Nasional

Fatayat NU Gandeng Tokoh Agama Cegah Stunting

Rabu, 30 Mei 2018 | 08:50 WIB

Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat (PP) Fatayat Nahdlatul Ulama bekerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi menggelar Workshop Lintas Agama Cegah Stunting di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (30/5).

Sekretaris Umum PP Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah menuturkan bahwa stunting bukan isu baru di Indonesia. Bahkan, Indonesia menempati posisi kelima dengan balita yang berkondisi stunting tertinggi di dunia.

"36 persen jumlah balita (di Indonesia) dengan kondisi stunting," kata Margaret.

Salah satu faktor penyebabnya adalah kekurangan gizi. Hal ini, menurutnya, diakibatkan dari pendidikan, kemiskinan, dan budaya. "Faktornya kemiskinan, atau soal edukasi." katanya.

"Hal lain yang tidak kalah memberikan pengaruh adalah faktor budaya," tegasnya.

Lebih lanjut, Margaret menyebut bahwa persoalan stunting merupakan masalah serius yang mengancam negara. Sebab, hal tersebut memberikan kondisi punya tingkat kecerdasan di bawah normal dan rentan dengan berbagai penyakit dan produktifitas.

Oleh karena itu, ia mengajak semua elemen umat beragama untuk bersama mencegah stunting. Sebab, persoalan tersebut tidak bisa selesai hanya oleh pemerintah saja.

"Itu membuat kita harus bersama-sama membuat pencegahan. Tidak bisa kita serahkan kepada pemerintah saja. Tapi juga perlu keterlibatan masyarakat dan tokoh masyarakat," ujar  mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama ini.

Tokoh agama dipandang perlu untuk juga mengambil peran dalam pencegahan stunting. Fatayat NU memandang tokoh agama merupakan kunci edukasi.

"Kami memandang tokoh agama adalah tokoh kunci di mana itu sangat penting bagi pemberian edukasi," ujarnya.
Dengan menggandeng tokoh-tokoh agama, Fatayat berharap upaya pencegahan stunting tidak hanya pada level atas atau tengah saja, tetapi juga bisa masuk ke level desa.

PP Fatayat NU, kata Margaret, sudah menggelar berbagai kegiatan untuk mengupayakan pencegahan stunting, seperti upaya penyuluhan edukasi terhadap masyarakat. Bahkan, Fatayat NU juga sudah membuat gerakan barisan nasional cegah stunting.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas. Dalam sambutannya, ia menyebut stunting merupakan isu semua agama, sebab meliputi problematika kemiskinan dan pendidikan.

Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Subdit Penanggulangan Masalah Gizi Kementerian Kesehatan Marina Damajanti.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Gereja Kristen Indonesia (GKI), Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi), Aliran kepercayaan Bahai dan Sunda Wiwitan, Persatuan Karya Dharman Indonesia (Perdhaki), Pelayanan Kesehatan Secara Holistik (Pelkesi), Muhammadiyah, Badan Otonom dan Lembaga NU. (Syakir NF/Ibnu Nawawi)


Terkait