Surabaya, NU Online
Pesantren mahasiswa An-Nur Surabaya mendapat kunjungan tamu kehormatan yaitu Menteri Luar Negeri Singapura. Tujuan silaturahim demi memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan negara yang kini dipimpin Presiden Halimah Yacob tersebut.
“Menteri luar negeri, Maliki bin Othman menganggap perlu untuk silaturahim ke Pesantren Mahasiswa An-Nur,” kata H Imam Ghazali Said, Selasa (13/3).
Karena menurut Pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur Wonocolo tersebut, hubungan diplomatik perlu diperkuat lewat silaturahim dengan kiai pondok pesantren. “Alhamdulillah Pesantren An-Nur menjadi pilihan beliau untuk dikunjungi, dan kegiatan non formal tersebut terbilang sukses,” tandas Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini.
Di hadapan para santri yang memadati aula pesantren setempat, Maliki yang juga menjabat Menteri Pertahanan Singapura menjelaskan bahwa negaranya bisa bersih, hijau dan aman karena beberapa faktor.
“Pertama, agar bisa menarik wisata untuk menunjang ekonomi,” katanya. Hal tersebut dilakukan lantaran Singapura tidak memiliki kekayaan alam yang memadai, lanjutnya.
Sedangkan alasan kedua, budaya bersih pada mulanya dipaksakan dengan regulasi bagi pembuang sampah sembarangan didenda lima ratus dolar.
“Dan yang ketiga, pemberian kebebasan kepada semua etnik yang eksis di Singapura untuk berkompetisi dalam berbagai bidang secara transparan sesuai dengan aturan yang berlaku,” ungkapnya. Misalnya apartemen mewah, sesuai undang-undang yang ada harus dihuni warga Singapura sesuai komposisi persentase etnik dan keagamaan penduduk.
Dijelaskannya bahwa saat ini komposisi etnis warga Singpura terdiri atas keturunan Tinghoa sebanyak 75%, disusul dengan Melayu yakni 15%, India sebanyak 2,5%, dan etnis Arab juga 2.5%, serta etnis lain sekitar 5%.
“Undang-undang inilah yang selalu ditegakkan sehingga membuat Singapura aman, bersih dan maju,” kata Maliki.
Menurut pria berkacamata ini, Indonesia khususnya Surabaya pasti bisa maju bahkan mampu menyalip Singapura. “Asal regulasi yang ada selalu ditegakkan,” tegasnya.
Sehingga, di Singapura tidak ada dan tidak akan ditemukan apartemen mewah yang hanya dihuni oleh etnis tertentu. “Penghuni apartemen pasti warga yang merepresentasikan komposisi persentase kebangsaan di atas. Demikian juga rumah ibadah harus merepresentasikan persentase jumlah pemeluk agama yang ada,” jelasnya.
“Saya merasa terhormat lantaran Menlu Singapura berkenan mengunjungi Pesantren mahasiswa An-Nur,” kata H Imam Ghazali yang juga Ketua FKUB kota Surabaya dua periode tersebut.
Alumnus Universitas Al-Azhar Mesir ini juga berharap manfaat lain dari silaturahim yang terjalin. “Semoga kunjungan menjadi perintis datangnya santri dari Singapura dan terbukanya kesempatan bagi santri utk melanjutkan studi dengan beasiswa di dua atau tiga universitas terkemuka di sana,” pungkasnya. (Red: Ibnu Nawawi)