Nasional

4 Tips Rukun Antarmanusia Tetap Terjaga

Rabu, 23 April 2025 | 08:00 WIB

4 Tips Rukun Antarmanusia Tetap Terjaga

Ketua LD PBNU KH Abdullah Syamsul Arifin saat acara Dakwah Sphere Ngaji dan Temu Pegiat Dakwah Digital NU & Halal Bilhalal di Lantai 1 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Selasa (22/4/2025). (Foto: tangkapan layar kanal Youtube TVNU)

Jakarta, NU Online

Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Abdullah Syamsul Arifin menyebutkan terdapat empat tips kerukunan antar manusia tetap terjaga. Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Dakwah Sphere Ngaji dan Temu Pegiat Dakwah Digital NU & Halal Bilhalal di Lantai 1 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Selasa (22/4/2025).


Pertama, ia menyampaikan bahwa tidak boleh mengingat kesalahan orang lain terhadap kita. “Kalau orang lain berbuat salah, lalu kita ingat yang ada akan timbul dendam, orang dendam tidak menyakiti orang lain tetapi dapat menyiksa batinnya sendiri,” ujar Gus Aab, sapaan akrabnya.


Kedua, Gus Aab mengatakan bahwa tidak boleh mengingat-ingat kebaikan diri sendiri kepada orang lain. “Kalau kebaikan kita diingat terus kepada orang lain yang ada menuntut balas budi, orang yang menuntut balas budi harus siap-siap sakit hati karena yang diharapkan tidak pernah sesuai ekspetasi,” ucapnya.


Ketiga, ia menyampaikan bahwa tidak boleh melupakan kesalahan diri sendiri terhadap orang lain. “Tujuannya agar kita semangat untuk memperbaiki diri dan melakukan permintaan maaf,” ujarnya.


Keempat, ia menyampaikan bahwa tidak boleh melupakan kebaikan orang lain terhadap kita. “Tujuannya biar kita jadi orang yang mampu berterima kasih,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren Darul Arifin, Bangsalsari, Jember, Jawa Timur itu.


Menurutnya, empat tips tersebut menjadi kunci kebersamaan antar manusia tetap terjaga. “Kita akan kembali lagi kepada fitrah manusia sebagaimana sesuai dengan yang diciptakan Allah swt bahwa manusia senang bersama-sama, senang guyub, seneng rukun.,” katanya.


Lebih lanjut, Gus Aab juga menambahkan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri atau sepenuhnya mandiri. Sebab, kemandirian yang sejati hanya milik Allah swt dengan sifatnya yaitu qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri).


Ia mencontohkan, dalam urusan makanan saja manusia tidak bisa menciptakan makanan segalanya sendiri dan tetap membutuhkan bantuan orang lain.


“Jangan merasa ketika kita punya uang, ketika mau makan tinggal beli, belikan juga butuh pedagang, pedagangkan juga perlu masak, yang dimasakkan juga perlu beras, berasnya jugakan dari pedagang,” katanya.


“Pedagangnya juga ngambil dari petani, petaninya juga perlu menanam dahulu padinya, dari proses menanam padi hingga jadi makanan, berapa orang yang dilibatkan? Ini baru urusan makan,” lanjutnya.


Gus Aab mengingatkan agar sesama manusia untuk saling menjaga, mengasihi, dan menyayangi satu sama lain. “Karena masing-masing membutuhkan orang lain, maka manusia perlu menjaga hubungannya dengan orang lain,” pungkasnya.