Nasional

1-6 Agustus Madrasah Qudsiyyah Pameran Kitab Ulama Nusantara

Senin, 18 Juli 2016 | 05:00 WIB

1-6 Agustus Madrasah Qudsiyyah Pameran Kitab Ulama Nusantara

ilustrasi

Kudus, NU Online
Sebagai upaya menjaga dan memperkenalkan karya-karya berupa kitab dari ulama Nusantara, Madrasah Qudsiyyah bekerja sama Yayasan Turats Nusantara akan membuka pameran Turats Ulama Nusantara, pada 1-6 Agutus 2016 di kompleks Madrasah Aliyah Qudsiyyah, Kudus, Jawa Tengah.

Menurut ketua panitia Nananl Ainal Fauz pemeran tersebut bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang karya-karya penting sesepuh atau ulama Nusantara yang harus dilestarikan untuk generasi sekarang dan mendatang.

“Untuk menyadarkan masyarakat betapa hebatnya ulama-ulama kita terdahulu dengan bukti mereka dapat meninggalkan karya yang insyaallah selalu dipelajari sepanjang masa,” sambung Nanal saat dimintai konfirmasi NU Online, Senin (18/7).

Acara yang akan dihelat dalam rangka merayakan 1 Abad Qudsiyyah ini rencananya akan memamerkan kurang lebih 200 kitab dari cabang ilmu Lughat, Fiqih, Tauhid, Tasawuf, Ushul Fiqih, dengan dicamtumkan deskripsi singkat.

Dari data yang diperoleh, di antara 200 kitab tersebut merupakan karya-karya dari Syaikh Nawawi al-Bantani, Syaikh Mahfudh at-Tarmasi, Syaikh Yasin al-Fadani, KH Soleh Darat, KH Sahal Mahfudh, KH Maimoen Zubair, sertakarya-karya lain dari kalangan ulama Madrasah Qudsiyyah seperti KH Raden Asnawi, KH Sya’roni Ahmadi, KH Yahya Arif, dan lain-lain.

Kitab yang fenomenal yang akan ditampilkan misalkan Sabilul Muhtadin karya Syaikh Arsyad al-Banjari yang merupakan kitab berbahasa melayu yang sangat populer di kalangan santri, khususnya di Kalimantan. Ada pula Sirojuth Tholibin karya Syaikh Ihsan Jampes, yakni kitab syarah Minhajul Abidinmilik Imam Ghazali.

Pihak panitia pameran di lokasi nanti juga melayani kepada masyarakat untuk pembelian beberapa kitab yang dipamerkan, baik itu berupa kitab asli maupun soft copy.

Nanal berharap pameran turats ulama Nusantara ini akan memunculkan kesadaran bagi masyarakat untuk belajar kembali kepada ulama. “Harapannya masyarakatada kesadaran akan pentingnya melestarikan karya-karya ulama Indonesia dengan cara mempelajari dan mengamalkannya,” tandas alumni MA Qudsiyyah itu.(M. Zidni Nafi’/Abdullah Alawi)



Terkait