Tepi Barat, NU Online
Israel berencana untuk membangun lebih dari seribu rumah baru bagi warga Yahudi di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Saat ini pemerintah Israel telah memberikan izin pembangunan bagi 382 rumah baru di wilayah tersebut. Sementara sisanya masih dalam proses perizinan.
Sebuah lembaga pengawas anti-permukiman Peace Now melaporkan, pada tahun 2017 rencana permukiman Tepi Barat meningkat menjadi 6.742 unit. Sementara pada tahun terakhir Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat jumlahnya hanya 2.629 rumah.
Menurut Peace Now, sebagian besar permukiman tersebut akan dibangun di sebuah daerah yang kemungkinan akan dievakuasi sebagai bagian dari kesepakatan damai dengan Palestina. Dengan demikian, secara hukum internasional permukiman tersebut adalah ilegal. Namun begitu, Israel membantahnya.
Peace Now juga merilis kalau sebanyak 370 yang sudah diberi izin tersebut akan dibangun di permukiman Adam, sebuah wilayah dimana tiga warga sipil Israel diserang seorang Palestina pada Juli lalu. Satu diantaranya meninggal.
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman menyatakan, sebagai balasan serangan itu maka Israel akan membangun 400 unit rumah baru.
Sejak Israel menduduki wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada 1967 silam, ada lebih dari 600 ribu warga Yahudi yang tinggal di 140 permukiman di wilayah itu. Ada juga 100 pos terdepan dan permukiman kecil yang dibangun tanpa izin pemerintah Israel di seluruh wilayah Tepi Barat.
Sebuah partai kecil sayap kiri Israel, Meretz, mengkritik upaya pembangunan permukiman tersebut. Seperti dilaporkan BBC, Kamis (23/8), Meretz menyebut, menyetujui kembali pembangunan sejenis ini sama seperti "menusuk mata dengan jari" terkait dengan proses perdamaian apa pun.
Belum ada respons dari Otoritas Palestina terkait langkah Israel itu. Akan tetapi, sebelumnya selalu dikatakan kalau pembangunan permukiman mengancam perdamaian dan merusak solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina. (Red: Muchlishon)