Daerah

Usai Shalat Jumat, Muallaf Bersyahadat di Masjid Nasional Al-Akbar

Jumat, 23 Februari 2018 | 14:00 WIB

Surabaya, NU Online
Setelah pelaksanaan shalat Jumat (23/2) di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Ketua Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, KH Ilhamullah Sumarkhan membimbing ikrar seorang muallaf, Ludi Mulianto. 

Sebelum membaca dua kalimat syahadat, Kiai Sumarkhan terlebih dulu bertanya alasan Ludi Mulianto sehingga memilih masuk Islam. “Saya mengenal Islam sejak kecil, waktu itu keluarga tinggal di kampung yang kental dengan nuansa Islam,” kata Ludi Mulianto.

Di hadapan jamaah shalat Jumat, Ludi bercerita bahwa rumah di kampungnya berdekatan dengan masjid, sehingga nuansa Islam begitu akrab. Namun jalan pendidikannya selalu mendapatkan bantuan dari yayasan lembaga pendidikan non-Muslim untuk bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Setelah dewasa dan bekerja di salah satu pabrik, pria kelahiran 1979 ini mengaku memeluk agama lain, namun tidak menemukan kebahagiaan. “Saya merasa ada sesuatu yang hilang,” ungkapnya.

Kehilangan sesuatu itu membuat Ludi lupa diri dan merasa bisa dan mampu mengatasi seluruh masalah yang dihadapi sendirian. “Dan masalah itu bisa terjawab ketika saya mendapat tugas ke luar negeri. Di sanalah saya mendapatkan ketenangan. Di sanalah saya mendapatkan banyak informasi tentang Islam,” ungkap suami Widyarini ini.

Dengan suara tenang dan keras itu, Ludi mengaku bahwa masalah yang dihadapinya selama ini adalah kehilangan kebesaran Allah. “Dengan ini saya mantap bahwa Islam dan kebesaran Allah adalah benar adanya,” tegasnya.

Dari cerita itulah, KH Ilhamullah Sumarkan yang juga Direktur Imarah-Ijtimaiyah MAS membimbing Ludi membaca dua kalimat syahadat. “Orang yang memeluk Islam seperti bayi yang baru dilahirkan, putih bersih tidak ada dosa sedikitpun,” kata dosen Unioversitas Islam Negeri Sunan Ampel tersebut. Dan setelah masuk Islam, Ludi harus menjalankan syariat dan ajaran Allah, khususnya shalat. (Rof Maulana/Ibnu Nawawi)


Terkait