Daerah

Tutup KKN, Umaha Sidoarjo Gelar Pemantapan Aswaja

Senin, 3 September 2018 | 01:30 WIB

Sidoarjo, NU Online
Penanaman akidah Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja an-Nahdliyah harus terus dilakukan di berbagai tingkatan masyarakat. Apalagi rongrongan akan kehadiran paham yang mempertentangkan tradisi dan keyakinan dalam bernegara kerap terjadi di masyarakat.

Hal itu pula yang melandasi kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Maarif Hasyim Latif atau Umaha Sepanjang Sidoarjo, Jawa Timur menggelar pendidikan dan latihan atau Diklat, Ahad (2/9). Tema yang diangkat adalah Pemantapan Ideologi Aswaja an-Nahdliyah dalam Upaya Anti Radikalisme melalui Organisasi Keagamaan.

Acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Darul Fallah, Barengkrajan, Krian ini juga sebagai menutup kegiatan pengabdian mahasiswa kampus setempat.

Ustadz Didik Fanani dalam sambutannya menjelaskan bahwa acara ini merupakan bekal bagi anak muda. “Karena semakin berkembangnya zaman, muncul paham lain yang berlawanan dengan tradisi di masyarakat,” katanya.

Sementara Ustadz Dlofir Yahya sebagai narasumber menjelaskan, bahwasanya semakin NU dihujat akan kian disukai. “Perlu diingat NU sebagai golongan Aswaja tidak mudah mengafirkan orang lain yang beda pendapat,” katanya. Hal itu sesuai dengan sifat tawassut NU dan selalu mencari jalan tengah dalam berbagai hal untuk kemaslahatan umat, lanjutnya.

Dalam pandangannya, mengajak kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits sama dengan mau minum langsung dengan mengambil di sumur, tanpa perantara timba. “Bagaimana agar kita tetap bisa minuma air smur itu, tentu saja butuh katrol, tali, dan tentu saja timba,” katanya memberikan tamsil. 

Untuk dapat mengenal Islam, memang harus menggali dari Al-Qur’an dan Hadits. “Tapi masalahnya, ilmu kita terbatas untuk dapat mememahami dan menyingkap Al-Qur’an,” ungkapnya. Oleh karena itu butuh kalangan yang memiliki pemahaman yang lebih mendalam terhadap sumber hukum Islam tersebut. 

Karenanya dibutuhkan kehadiran kalangan yang menguasai Al-Qur’an dan Hadits secara baik dan mendalam. “Dari mulai rasulullah, sahabat, turun pada tabiin, tabiin tabiat, hingga ulama,” tegasnya.

Narasumber lain yang dihadirkan adalah Reny Nirwanasari dengan materi nasionalisme.

Acara pamungkas dari KKN Umaha ini dihadiri perwakilan Banom NU tidak hanya dari Barengkrajan, juga utusan berbagai desa sekitar. 

Kegiatan ditutup dengan penampilan dari anak berkebutuhan khusus sebagai bukti keberagaman, toleran sabagai umat Islam yang rahmatan lil alamin. (Red: Ibnu Nawawi)


Terkait