Tobat, 6 Eks Anggota Gafatar di Padangpariaman Kembali Ucap Syahadat
Kamis, 18 Februari 2016 | 23:00 WIB
Pariaman, NU Online
Wakil Bupati Padangpariaman Suhatribur mengungkapkan, sudah 6 orang pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kabupaten Padangpariaman yang kembali mengucapkan kalimat syahadat sebagai tanda tobat dan keluar dari Gafatar serta kembali pada ajaran Islam. Menurutnya, ini berarti mereka sudah sadar atas kekeliruan mengikuti Gafatar.
Ia menyampaikan hal itu pada pembukaan Muzakarah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Padangpariaman, Kamis (18/2/2016), di Hall Saiyo Sakato Pemkab Padangpariaman, di Pariaman, Sumatera Barat. Menurut Suhatribur, dari laporan Kepala Kesbangpol Padangpariaman, Gafatar di Padangpariaman memang sudah ada sebelum terjadi pembakaran basecamp Gafatar di Kalimantan yang menyebabkan sebagian anggotanya dikembalikan ke kampung asal. Termasuk yang berasal dari Padangpariaman dipulangkan.
"Belajar dari peristiwa Gafatar ini, kita harus lebih hati-hati menyikapi paham-paham keagamaan yang semakin berani masuk ke daerah Padangpariaman. Untuk itu, peran ninik mamak dan para ulama sangat penting mencegah jangan sampai umat di Padangpariaman terpengaruh dan tersesat dari paham-paham yang menyesatkan," kata Suhatribur, mantan Bendahara PC Nahdlatul Ulama Padangpariaman ini.
Suhatribur mengatakan, yang bisa pertama dan langsung mendeteksi serta berhadapan dengan masyarakat mencegah paham tersebut adalah para ulama. Para ulama juga bisa langsung melakukan sosialisasi ke tengah masyarakat terkait pencegahan masuknya paham ini.
Menolak LGBT
Di bagian lain, Suhatribur yang baru dilantik Rabu (17/2/2016) kemarin, menegaskan bahwa di Padangpariaman kehadiran lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) harus ditolak. LGBT jangan sampai ada di bumi Padangpariaman. "Mari bersama kita cegah kehadiran LGBT dan munculnya paham-paham yang menyesatkan umat," ajak Suhatribur.
Ketua MUI Padangpariaman Dr. Zainal Tuanku Mudo mengungkapkan, muzakarah kali ini mengusung tema "Melalui Peningkatan Iman dan Takwa serta Penggalian Kajian Islam secara Komprehensif Kita Cegah Tumbuh dan Berkembangnya Aliran-aliran Sesat di Padangpariaman" dan bekerja sama dengan Baznas Padangpariaman.
"Maraknya aliran-aliran paham belakangan ini sebenarnya banyak berganti baju saja. Isinya tetap saja sama dengan aliran/paham terdahulu yang sudah dinyatakan sesat. "Pondok pesantren dapat menjadi tawaran untuk menyelamatkan umat dari aliran-aliran sesat. Ketika ada indikasi yang mencurigakan akan hadirnya paham baru di sebuah komunitas/masyarakat, maka segera laporkan kepada pihak berwajib," kata Zainal, mantan Ketua PW IPNU Sumatera Barat ini.
Muzakarah berlangsung sehari penuh dengan menampilkan empat narasumber, diikuti MUI utusan kecamatan, para ulama, kader muda ulama di Padangpariaman. (Armaidi Tanjung/Mahbib)