Solo, NU Online
Menurut catatan dalam sejarah Islam, dakwah Nabi Muhammad Saw dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yakni sebelum dan sesudah hijrah. Pada kedua fase tersebut, ada beberapa perbedaan pendekatan dakwah yang dilakukan nabi, yang penting untuk dipelajari umat Islam.
“Mempelajari dakwah seperti apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad yaitu pertama kita harus mengetahui ada dua fase yang dilewati oleh Rasulullah yaitu fase sebelum dan setelah hijrah,” kata pengasuh Majelis Ilmu dan Dzikir Ar-Raudhah, Habib Novel Bin Muhammad Alaydrus, pada acara “UNS Bersholawat”, Kamis malam, (31/3).
Pada fase pertama, lanjut Habib Novel, yakni masa sebelum hijrah dapat diketahui dengan melihat bahwa sikap Rasulullah meliputi seluruh sifat kebaikan. “Meskipun terdapat perlakuan membenci maupun mengingkari dari beberapa orang kala itu, tapi Rasulullah membalasnya dengan kebaikan,” tutur penasihat GP Ansor Solo ini.
Sedangkan fase setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah mengajarkan metode dakwah yang sangat luar biasa. “Pertama, mengucapkan salam setiap bertemu dengan sesama. Kedua, memberi makan dan ketiga yaitu melakukan shalat malam dikala orang lain tertidur lelap,” paparnya.
Dalam kesempatan tersebut Habib Novel berulang kali mengingatkan para jamaah untuk senantiasa menghiasi kebaikan dalam segala hal. Selain itu, ia mengajak para jamaah untuk bergerak bersama dalam melakukan dakwah Islam di kampus.
Kegiatan “UNS Bersholawat” terselenggara atas kerjasama Komunitas PMII Kentingan Bersholawat dengan Takmir Masjid NH dan Himakesja.
“Ke depan komunitas bersholawat ini, diharapkan bisa menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan bakat mereka dalam seni. Rencana kita juga akan membuka dua kelas pelatihan yaitu masing-masing adalah kelas pelatihan rebana dan kelas pelatihan seni dan baca Al-Qur’an,” terang Miftah, mahasiswa program studi Fisika UNS yang ditunjuk sebagai ketua panitia. (Ajie Najmuddin/Zunus)