Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kudus, Jawa Tengah, M Chasan Fauzi merasa prihatin terhadap maraknya informasi hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian yang saat ini marak beredar khususnya di media sosial. Ia pun mengajak para pelajar NU untuk selektif dan tidak mudah percaya serta terprovokasi oleh berita-berita yang tiap hari mengalir dengan derasnya di media sosial.
Menurut Fauzi, media sosial yang seharusnya menjadi alat bantu untuk menyerap informasi positif yang mencerdaskan telah banyak disalahgunakan oleh seseorang ataupun kelompok yang tak bertanggung jawab. Kelompok ini telah menjadikan medsos sebagai ruang untuk doktrinasi dan menebar ujaran kebencian.
"Bahkan tidak jarang informasi yang disajikan adalah informasi yang sumbernya tidak jelas asalnya," ujar ketua yang baru terpilih pada Konferensi IPNU Kudus awal Oktober lalu kepada NU Online, Kamis (1/11).
Ia mengajak pelajar NU agar bisa memanfaatkan media sosial untuk hal positif termasuk sebagai sarana memperkaya literasi digital.
“Jangan mudah percaya dengan informasi yang beredar, crosscheck dahulu kebenarannya. Budayakan membaca secara tuntas dan tidak sepotong-potong agar kita bisa mengerti berita atau informasinya secara utuh,” ajak Fauzi.
Disamping itu, lanjutnya, pelajar dan siapapun harus lebih jeli dan bijaksana dalam menggunakan medsos agar tidak mudah terprovokasi. Terlebih lagi menghadapi tahun politik, banyak godaan yang menghantui kaum pelajar.
"Kita perlu mengedepankan tabayun terkait kebenaran dan keaslian sebuah berita atau informasi, supaya lebih bijak. Jika menghadapi masalah, jangan mengedepankan kekerasan," tandasnya. (Qomarul Adib/Muhammad Faizin)