Pringsewu, NU Online
Eksistensi manusia di dunia ini pada hakikatnya adalah berawal dari ketiadaan. Asal kita berasal dari tidak ada, kemudian ada di dunia, selanjutnya tidak ada lagi. Akhirnya akan diadakan lagi oleh yang menciptakan kita, Allah SWT.
Demikian dikatakan KH Sujadi di depan Majelis Taklim Al Huda Pagelaran, Selasa (27/9).
Dari rangkaian peristiwa ini, lanjutnya, sudah seharusnya manusia mengambil hikmah perjalanan manusia tersebut dengan senantiasa mengingat bahwa kehidupan manusia tidaklah kekal di dunia ini. Ketidakkekalan ini juga harus diringi dengan mempersiapkan bekal dengan sebaik-baiknya.
"Mari berkarya apa saja di dunia ini. Seluruh karya kita di dunia ini akan dinilai oleh Allah SWT. Kebaikan akan dinilai, kejelekan juga akan dinilai. Becik ketitik, Olo ketoro," ujar Bupati Pringsewu ini mengutip pepatah jawa.
Kiai tersebut menegaskan pula bahwa Penilaian Allah SWT kepada manusia selama di dunia bersifat mutlak kebenarannya. Tidak ada subjektifitas di dalamnya. Sehingganya apa yang dilakukan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan sesuai dengan apa yang dilakukannya.
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula," terangnya mengutip Quran surat Az Zalzalah ayat 7-8.
Lebih lanjut Mustasyar PCNU Pringsewu ini juga mengajak kaum muslimin untuk senantiasa mendoakan kepada sesama muslim baik yang masih hidup ataupun sudah dipanggil oleh yang kuasa. "Mereka yang dialam qubur juga melihat dan mendoakan kita yang di dunia," ujarnya.
Orang yang telah mendahului dipanggil Allah SWT akan melihat tingkah laku manusia di dunia. "Jika yang ditinggalkan selalu mendoakan dan saling berbuat baik dengan sesama maka merekapun akan senang. Namun sebaliknya jika yang ditinggalkan tidak mendoakan dan selalu berselisih maka merekapun akan bersedih," katanya. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)