Semarang, NU Online
Salah satu agenda dies natalis ke-46 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan kegiatan ziarah ke makam sembilan wali. Ziarah ini diikuti Rektor, Wakil Rektor, Kepala Lembaga, Kepala Biro, Kepala Bagian, Kepala Subbagian dan Pusat Kajian Islam dan Budaya Jawa (PPIJ). "Ada yang khusus dan tentu saja baru dalam kegiatan menyambut dies natalis kali ini, yakni ziarah ke makam para wali yang jumlahnya sembilan yang dikenal dengan Walisongo" kata Prof Dr H Muhibbin MAg di sela-sela ziarah di Makam Sunan Muria, Kudus, Jawa Tengah (29/3).
"Tentu tradisi ziarah tersebut perlu kita lestarikan di masa mendatang untuk sekedar mengenang sepak terjang mereka, sehingga kita akan mampu mewarisi kehebatan mereka," kata Muhibbin.
Sebagaimana diketahui, para wali yang menyiarkan agama di tanah Jawa begitu terkenal, sehingga gaungnya pun tidak cuma berada di sekitar tanah air, melainkan sampai dikenal oleh dunia. Para peneliti dan tokoh Barat sangat heran dengan kiprah para wali tersebut, yang dianggap spektakuler dalam menyiarkan Islam di Jawa.
"Ziarah mempunyai maksud mengingat kematian, hal itu yang dikatakan oleh Nabi. Akan tetapi kalau ziarahnya khusus seperti ke Walisongo, tentu mempunyai maksud untuk mengingat jasa, sikap dan warisan mereka yang sangat mulia," imbuh Guru Besar Ilmu Hadits ini.
Kesantunan dan kasih sayang Walisongo kepada siapapun, termasuk yang berbeda keyakinan, lanjut Muhibbin, menjadi hal sangat penting ditiru. Mereka tidak pernah menyinggung pihak lain, apalagi menyakitinya. "Nah itu yang ingin kita warisi dari mereka dengan aktifitas ziarah ini. Kita ingin keluarga besar UIN Walisongo dapat mengamalkan nilai-nilai yang diwariskan oleh para wali tersebut," katanya.
Justru menurut Muhibbin yang terpenting ialah bagaimana warga UIN Walisongo dapat memberikan kontribusi nyata dalam memajukan lembaga serta mengisinya dengan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat. Dan itu sudah rutin dijalankan dalam tugas tridharma, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
"UIN Walisongo dibangun juga dengan kekuatan doa. Prestasi yang sampai saat ini sudah diraih, tentu bukan semata-mata usaha jasmani semata, melainkan juga didorong oleh doa yang dimohonkan oleh seluruh warga, terutama para pimpinannya. Bahkan kita sangat yakin jika bukan karena kekuatan doa dan keputusan Allah, UIN Walsiongo masih dalam angan-angan semata” ujarnya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Dr H Sholihan menyatakan bahwa agenda ziarah Walisongo semacam ini perlu diagendakan secara rutin menjelang dies natalis. "Kami berharap tahun depan sudah bisa menjadi agenda rutin dan semua civitas akademika bisa bersama-sama ziarah ke makam wali yang namanya dijadikan identitas kampus kita" tegas Sholihan.
UIN Walisongo telah menjalin kerjasama dengan pimpinan makam para wali yang tergabung dalam Paguyuban Pemangku Makam Auliya' (PPMA) se-Jawa. Ketua PPMA KH Nadjib Hassan yang turut serta menerima rombongan ziarah menyambut baik pihak UIN yang membuat agenda ziarah sebagai program rutin dies natalis.
Rangkaian dies natalis nantinya juga diisi dzikir bersama sekaligus penandatanganan MoU dengan Majelis Dzikir Al-Khidmah. Pada puncak peringatan akan diadakan rapat senat dengan agenda penyampaikan laporan tahunan Rektor dan orasi ilmiah. (Rikza/Zunus)