Bantul, NU Online
Suasana duka menyeliputi warga Bantul, DI Yogyakarta, selepas tokoh kharismatik almaghfurlah KH Muh Adnan, Pengasuh Tarbiyatul Qur’an Masjid Fadlullah dan Madrasah Diniyah Asy’ariyah Serut, Pajangan, Bantul, dikabarkan meninggal dunia.
<>
Sejak kabar lelayu wafatnya Rais Syuriah Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) Pajangan ini tersebar hingga detik-detik terakhir pemakamannya, Senin (22/6) siang, ribuan warga di sekitar Bantul berduyun-duyun memadati rumah duka guna memberikan penghormatan terakhir. Bahkan, hadir pula beberapa pengasuh dari beberapa pondok pesantren di sekitar DI Yogyakarta.
KH Muh Adnan menghadap Yang Maha Kuasa pada Ahad (21/6), setelah sempat mendapatkan beberapa kali perawatan rumah sakit. Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, Kiai Adnan sebenarnya tidak memiliki keluhan kesehatan berarti dalam kurun beberapa tahun terakhir hingga di awal-awal bulan Juni ini.
Anak pertamanya, Ny Daimah, menjelaskan, Sabtu siang almarhum dirawat di IGD RS Sardjito dan dari hasil tes laboratorium darah, Kiai Adnan didiagnosa menderita kelainan fungsi ginjal. Pada saat yang sama, pihak RS Sarjito menyarankan agar almarhum menjalani proses transfusi darah.
Kondisinya terus memburuk hingga Ahad (21/6) pukul 17.20 WIB, Kiai Adnan mengembuskan nafas terakhir di sisi Ny. Hj. Hindun (istri) yang ditemani Ny Daimah (anak pertama), Faizin (anak ketiga), Ibu Ny. Jumzanah (kakak sulung almarhum) serta beberapa keponakan dan kerabat dekat. (Muhammad Yusuf Anas/Mahbib)