Padang, NU Online
Dua dimensi perjuangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), yakni keislaman dan keindonesiaan harus terus digelorakan. Sehingga kecintaan kader PMII terhadap nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan tetap sejalan.
Demikian diungkapkan Ketua Majelis Pembina Daerah Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Sumatera Barat Maidir Harun, Senin (11/2), pada Pelantikan Pengurus PKC PMII Sumbar periode 2018-2020, di Aula LPMP UNP Padang.
Menurut Maidir, konsep keislaman dan keindonesiaan harus sejalan dalam perjuangan dan gerakan PMII.
"PMII adalah pergerakan mahasiswa di Indonesia. PMII bukan pergerakan mahasiswa seperti di Syiria, Suriah, Iran dan lain sebagainya. Dengan demikian, PMII harus selalu memperjuangkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan," ujarnya.
Dikatakan, keduanya jangan sampai dibenturkan satu sama lain. Sehingga menimbulkan kegaduhan dan kekacauan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Maidir juga minta PMII terus berkontribusi terhadap bangsa dan negara Indonesia ini. Kecintaan kepada keislaman dan keindonesia harus sejalan. Dari namanya saja sangat jelas, Islam Indonesia.
Terkait dengan pesta demokrasi Pemilu April 2019 mendatang, ada yang memprediksikan tidak akan berjalan aman. PMII sebagai bagian dari bangsa Indonesia, tidak boleh gentar menghadapi adanya prediksi Pemilu tak aman tersebut.
"Isu-isu SARA sering digoreng dalam Pemilu ini, sehingga menimbulkan ketidakdamaian di tengah masyarakat. PMII harus tetap jaga kedamaian di tengah masyarakat," kata Maidir Harun mantan Rektor IAIN Imam Bonjol Padang yang kini sudah berubah status menjadi UIN.
Maidir mengingatkan kader PMII di Sumatera Barat untuk lebih meningkatkan militansinya. Karena dari pengamatannya, militansi kader PMII dinilai kurang. Padahal, organisasi kepemudaan/kemahasiswaan yang lahir belakangan, di era reformasi, terlihat begitu militansinya.
"Pengurus PKC PMII Sumbar yang baru saja dilantik harus lebih militant dibanding pengurus sebelumnya. Jika menyusun program kerja, tidak perlu yang muluk, cukup yang sederhana, tapi dapat dilaksanakan dan tepat sasaran. Program kerja yang penting dapat meningkatkan kualitas dan kualitas kader," pungkas Maidir. (Armaidi Tanjung/Muiz)