Purwokerto, NU Online
Terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah PCNU Banyumas, H Sabar Munanto mencanangkan tiga program utama. Mulai dari pendataan warga NU (Nahdliyyin), mengaktifkan informasi dan komunikasi digital, hingga kemandirian ekonomi warga berbasis pengelolaan keuangan.
"Kita berharap, warga nanti berbondong-bondong dengan sukarela membuat Kartanu. Tujuannya, agar jelas, siapa saja warga Nahdliyyin di Banyumas dan jumlahnya riil. Tidak hanya kira-kira," kata Sabar Munanto.
Dengan jumlah yang jelas, kata Sabar, maka bergaining dan potensi juga lebih mudah dipetakan. Baik itu bergaining secara politik maupun secara sosial ekonomi dengan berjuang di jalan Alloh.
"Yang jadi pengurus atau yang diurusi tidak ada bedanya. Terutama, kalau sama-sama sadar bahwa ditakdirkan untuk membela Agama Allah melalui Nahdlatul Ulama," kata Sabar lagi.
Sementara itu, untuk website, secara resmi diluncurkan bersamaan dengan pelantikan PCNU Banyumas 2018-2023, Rabu (31/1) lalu. "Nantinya, website ini berisi fatwa, nasihat-nasihat dari para sepuh NU. Termasuk, warga bisa memberikan masukan saran secara terbuka," katanya lagi.
Adapun untuk program kemandirian ekonomi, Sabar Munanto berharap kelak ada bank khusus yang mengelola uangnya warga NU. "Uangnya orang NU, lembaga mulai masjid, mushola di bawah LTM harus dikelola satu lembaga (keuangan). Agar kita tahu persis berapa kemampuan finansial kita," tandasnya.
Kalau sudah jelas, potensi warga, keuangan dan penguasaan sumber informasi, NU Banyumas, diyakini memegang kendali kondusifitas. "Yang tidak kalah penting, bagaimana NU benar-benar menjadi sarana menuju masyarakat makmur, mashlahat dunia dan akhirat," harapnya.
Bicara soal tupoksi, PCNU terkhusus pengurus harian, kata Sabar hanya akan fokus pada fasilitasi, asistensi dan musyawarah. Selanjutnya para 'menteri' yang tersebar di kelembagan (lembaga/badan otonom) yang melaksanakan.
"Nanti, 'para menteri' di lembaga ini akan kita pilih yang profesional dan mampu menjalankan program dengan baik. Akan kita musyawarahkan sebelumnya," ujar Sabar Muanto. (Ahda Rujito/Fathoni)
