Daerah

PBNU Beri Pembekalan Aswaja An-Nahdliyah kepada PCINU Thailand

Selasa, 4 Oktober 2016 | 18:15 WIB

Yala, NU Online
Setelah pada Senin (3/10), Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Thailand Selatan dilantik, mereka mengikuti orientasi pengurus, Selasa (4/10). Kegiatan ini diikuti boleh seluruh pengurus, tokoh agama, dan simpatisan NU di Thailand Selatan. Fasilitator orientasi ini adalah KH Mujib Qulyubi, Katib Syuriyah PBNU.

Materi orientasi pengurus yang diberikan adalah terkait ke-NU-an dan Ke-Aswaja-an. Sebagai pengantar paparannya, Mujib Qulyubi menyampaikan tujuan materi yang disampaikan adalah untuk memberikan pengetahuan yang mendalam kepada pengurus. Sehingga dalam menjalankan tugasnya mereka memahami tugas dan fungsinya. Beliau juga menekankan pengurus mengemban amanat yang cukup besar, diantaranya harus mampu menjadi muharrik Aswaja Annahdliyah di tanah rumpun Islam Melayu.

Selanjutnya, Katib Syuriah PBNU tersebut menerangkan secara detail  sejarah lahirnya NU. Mulai dari fase Nahdlatut Tujar, Nahdlatul Wathan, dan Taswirul Afkar. Semua fase tersebut ditandai peran kemasyarakatan, kebangsaaan, kenegaraan, dan bahkan sampai peran di dunia Internasional. Semua itu kontribusi nyata NU kepada umat seluruh alam. Karena Ahlussunah Wal Jamaah Annahdliyah menitik beratkan pada konsep Islam rahmatan lil alamin.

Secara detail Mujib juga menyampaikan tentang fikrah Nahdliyah, harokah nahdliyah, dan amaliyah nahdliyah. Fikrah Nahdliyah selalu menjunjung prinsip almufadzoh alaa qodimissholih wal akhdzu bil jadidil ashlah fal aslah tsummal aslah. Memelihara ketetapan lama yang baik, dan mengambil yang lebih baik, serta terus berinovasi untuk lebih baik dan lebih baik lagi.

"Secara harakoh, NU selalu mengedepankan prinsip tawasuthiyah, tasamuh, ta'adul, tawazun, sehingga dalam amar ma'ruf nahi mungkar mengedepankan wajadilhum bil latii hiya ahsan,” ungkap Mujib

Lebih lanjut, secara amaliyah NU menjalankan amaliyah salafunassolikh, seperti: istigosah, tahlil, maulid, ziarah kubur, dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan bukan tanpa dasar, tetapi semua bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadist, Ijma' dan Qiyas. Terang Mujib yang juga Wakil Rektor UNU Indonesia

Hadir dalam pembekalan tersebut salah satu Dosen Universitas Al Azhar, Kairo Mesir, Dr. Muhammad Abdullah, beliau mengapresiasi perkembangan NU dan membenarkan pola pikir dan gerakan yang dilakukan oleh NU. Karena Universitas Al Azhar Kairo Juga mengembangkan pola pikir tawasuthiyah. (Red: Fathoni)


Terkait