Daerah

MWCNU Pakusari Gelar Dialog Interaktif

Senin, 28 Januari 2013 | 12:32 WIB

Pakusari, NU Online
MWCNU Pakusari kemarin (27/1) menggelar Dialog Interaktif dengan menghadirkan tokoh LBMNU Jember, Ust. Idrus Ramli sebagai narasumber. 
<>
Dialog yang ditempatkan di rumah KH Imam Syahrawi itu diikuti oleh 60 orang, yang terdiri dari pengurus Ranting NU se-Pakusari dan tokoh masyarakat. Dialog tersebut, tampaknya menjadi ajang “pengaduan” para pengurus NU setempat, terutama terkait dengan peran serta NU di tengah-tengah masyarakat.

Suasana dialog yang dimoderatori oleh H Abd. Rachman (Sekretaris MWCNU Pakusari) itu, cukup gayeng. Setelah narasumber menyampaikan pengantarkannya yang singkat, lalu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi tersebut, hampir semua peserta angkat tangan untuk menanyakan hal-hal yang selama ini dirasa menjadi ganjalan.

Pertanyaan berkisar mulai seputar amalan NU hingga soal peran NU di dunia internasional. Atas pertanyaan seorang penanya, Ust. Idrus Ramli menegaskan bahwa sesungguhnya amaliah NU sudah tidak ada persoalan, dalilnya cukup kuat dan jelas. Cuma diakuinya, memang sampai kapanpun tetap ada orang-orang yang mempermasalahkan amaliah NU. 

“Itu sudah takdir. Sampai kapanpun amaliah NU tetap akan diserang,” tukas andalan debat LBMNU Jember itu. 
Kendati demikian, adanya orang-orang yang mempersoalkan amaliah NU itu, sesungguhnya, menurut Ust. Idrus, memberikan hikmah bagi NU. Yaitu NU bisa berpikir dan berusaha untuk memperkluat benteng pertahanan. 

“Kalau tidak ada gangguan, bisa-bisa kita enak tidur, dan pada saatnya tiba-tiba tenggelam, dan warga NU sudah dikapling kelompok lain. Tapi kalau ada gangguan, kita selalu siap siaga,” ujarnya. Ust. Idrus juga menyinggung peran NU dalam menangani bencana. Katanya, di NU sudah ada lembaga tersendiri yang mengurusi bencana, yaitu Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI). Hanya, keteribatan  NU di dalam menangani bencana, tidak pernah diekspos, sehingga masyarakat tidak tahu. 

“Kelemahan kita adalah di media. Apapun yang kita kerjakan kalau tidak diliput media, informasinya tak sampai ke masyarakat. Tapi memang ada sebagian kiai yang tak suka diekspos, karena takutriya’,” jelasnya kepada seorang penanya 

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Aryudi A Razaq


Terkait