Orang awam kerap menuding sekolah berlatar belakang agama mendapat sebutan sebagai sekolah kelas 2. Tetapi hal itu tidak berlaku bagi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Model Brebes. Terbukti, sekolah ini berhasil menggondol piala kejuaraan Pekan Ilmiah Osis (PIO) tingkat Kabupaten yang digelar di SMA 1 Brebes.
“Siswa-siswi kami telah membuktikan sebagai siswa yang berprestasi dan mampu mengungguli sekolah umum,” ujar Kepala MTs Negeri Model Brebes H Muhammad Muntoyo di tempat kerjanya Rabu (24/2).<>
Muntoyo menuturkan, MTs Model Brebes telah membuktikan sebagai sekolah yang terdepan dalam prestasi. Dari lima macam lomba dalam PlO, MTs Brebes berhasil menggondol 3 emas dan 2 perak.
Tiga emas direbut dari Lomba Cerdas Cermat (LCC) Matematika dan Fisika (Mafis) sebagai juara pertama. Perak diraih SMP 2 Brebes dan Perunggu SMP 1 Brebes. Untuk LCC Biologi, MTs N Brebes juga mendapat juara 1 dan juara 2 dan 3 dari SMP 2 Brebes. Sedangkan LCC Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) juga juara pertama di raih MTs N Brebes. Begitupun dengan juara 2 dan 3 dari regu SMP 2 Brebes.
Sedang perak, diraih dari LCC Bahasa Inggris dan Lomba Story telling (Bercerita Bahasa Inggris). Juara 1 LCC Bahasa Inggris SMP 2 Brebes, juara 2 MTs N Brebes dan Juara 3 SMP 1 Bulakamba. Sedang Lomba Story Telling juara 1 SMP 2 Brebes, juara 2 MTs N Brebes dan juara 3 SMP N 2 Tonjong.
Untuk Lomba Puitisasi Terjemahan Alquran yang digelar di SMA 2 Brebes, imbuhnya, MTs Negeri Brebes menyapu bersih kejuaraannya. “Juara pertama hingga ketiga diraih siswa-siswi kami,” imbuhnya
Menurut Muntoyo, untuk mencapai prestasi siswa, dengan jalan meningkatkan intensitas pembinaan kesiswaan. “Kami menggiatkan melalui kegiatan ekstra kurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa,”ujarnya.
Sebagai sekolah berbasis agama, Muntoyo, bertekad akan mengubah image sebagai sekolah kelas 2. Justru sumber ilmu itu berasal dari agama. “Al quran adalah sumber ilmu yang tak terbantahkan,” tandasnya.
Ditengah perkembangan zaman, lanjutnya, ternyata sekolah berbasis agama makin dicari. Perubahan peradaban, harus kita imbangi dengan keimanan yang tangguh. Sehingga menjadi insane yang paripurna. “Adanya kekuatan keimanan, menjadikan ilmu yang kita miliki bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Jangan sampai, keunggulan ilmu justru membawa kemurkaan di muka bumi,” pungkas Muntoyo. (Was)