Ribuan massa yang terdiri dari Banser, IPNU-IPPNU, Garda Bangsa, Pagar Nusa, PMII, Ormas Bahurekso, Forum Peduli Kota Pekalongan (FPKP) dan Komite Masyarakat Kota Batik (KMKB) terpaksa turun ke jalan akibat ajakan dialog dengan ketua FPI setempat Abu Ayyas Jumat Sore (6/6) kemarin, menemui jalan buntu.
Koordinator Aksi Jecky Zamzami mengatakan, Abu Ayyas tidak mau berunding dengan baik-baik. “Bahkan HP-nya pun dinonaktifkan,” ujarnya. Massa menilai, tindakan anarkisme FPI mengancam NKRI. Untuk itu kepada pemerintah untuk membubarkan organisasi yang illegal itu. “Organisasi yang tidak terdaftar di Departemen Hukum dan HAM, kok dipelihara. Bubarkan dong,” teriak massa<>.
Mereka juga menuntut agar keadilan tetap ditegakkan, anarkisme dan pelecehan FPI terhadap kepolisian dan A KKBB harus dijawab pemerintah dengan membubarkan FPI. “FPI, jelas-jelas telah menyerobot kewenangan kepolisian, bubarkan saja!” teriak massa.
Ketegangan sempat terjadi dengan aparat akibat massa tidak diperbolehkan menuju rumah Abu Ayyas di Kelurahan Panjang Baru, Pekalongan. Namun setelah diadakan negoisasi massa diperbolehkan melewati saja dan tidak boleh berhenti dirumah tersebut.
Massa pun akhirnya melewati rumah Abu Ayyas dengan tertib tanpa anarkis. Pasalnya dijaga ketat aparat kepolisian. Tampak, rumah Abu Ayyas sepi. Pintu dan jendela rumahnya tertutup rapat. (was)