Probolinggo, NU Online
Masjid Nurul Huda di Dusun Karnen Desa Sumberkerang Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo, Senin (11/2) malam diresmikan penggunaannya oleh Habib Abdullah Abdul Qodir Albuftain. Peresmian masjid tersebut ditandai dengan pemukulan beduk yang dipesan khusus ke pengrajin beduk seharga Rp. 9 juta.<>
Peresmian Masjid Nurul Huda ini dihadiri oleh Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kraksaan KH. Nasrullah Ahmad Suja’i, Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Gending Ahmad Zuhri Muslim, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Gending Muslimin Saba’ beserta tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Habib Abdullah Abdul Qodir yang tidak lain adalah Takmir Masjid Nurul Huda mengatakan bahwa pembangunan Masjid Nurul Huda tersebut merupakan murni sumbangan dan swadaya dari masyarakat yang mencapai angka Rp. 590 juta. Dari dana tersebut tidak ada serupiahpun bantuan dana baik dari pemerintah pusat maupun daerah.
“Alhamdullilah pembangunan Masjid Nurul Huda bisa selesai dan dapat ditempati untuk kegiatan-kegiatan ibadah dan keagamaan. Hal ini membuktikan bahwa dengan kekompakan panitia dan masyarakat sekitar, sesuatu yang kelihatan mustahil bisa tercapai. Semoga amal jariyah ini mampu menyelamatkan kita kelak di akhirat,” ungkapnya.
Lebih lanjut Habib Qodir mengajak warga masyarakat Desa Sumberkerang dan sekitarnya terutama yang bertetangga dengan masjid untuk dapat meramaikan masjid yang baru dibangun itu dengan meramaikannya setiap waktu sholat. Generasi muda diharapkan untuk bisa memanfaatkan masjid sebagai sarana syiar Islam.
“Ramaikanlah masjid kita ini dengan kegiatan syiar Islam. Makmurkanlah masjid dengan mengisinya melalui berbagai kegiatan ibadah dan keagamaan. Marilah generasi muda bersama-sama untuk membentuk remaja masjid demi makmurnya masjid ini,” ajaknya.
Dihubungi terpisah, Ketua Tanfidziyah PCNU Kraksaan KH. Nasrullah Ahmad Suja’i mengatakan janganlah menyamakan masjid dengan rumah sakit. Pasalnya, orang yang datang ke rumah sakit mayoritas adalah orang sakit, minimal sakit batuk. Oleh karena itu janganlah datang ke masjid ketika kita dalam keadaan sakit saja atau dalam kesusahan.
“Saya mengharapkan agar masyarakat, terutama yang berdekatan dengan masjid agar bisa istiqomah untuk meramaikan masjid dalam setiap waktu sholat. Datangilah masjid secara istiqomah untuk memakmurkan masjid,” harapnya.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor : Syamsul Akbar