Daerah

Koperasi “Bumi Aswaja” Berdayakan Nahdliyin

Sabtu, 16 Maret 2013 | 23:46 WIB

Yogyakarta, NU Online
Jamaah Nahdlatul Ulama (Nahdliyin) Yogyakarta sejak 2008 lalu telah merintis koperasi simpan pinjam “Bumi Aswaja” untuk memberdayakan ekonomi anggota.<>

Awalnya, mereka gelisah, “apa yang bisa dilakukan untuk memperdayakan Nahdliyin?”. Pertanyaan ini muncul pasca Musyawarah Besar warga NU di Babakan, Ciwaringan, Cirebon pada tahun 2004 silam. Selain itu juga diperkuat pada acara Muktamar NU di Solo.

Mereka adalah anak-anak muda NU Yogyakarta dan beberapa kiai. Saat itu ada M. Imam Aziz, KH. Mu'tasim Billah, KH. Chasan Abdullah, dan beberapa aktivis NU lainnya. Dalam menjaga silaturrahim yang intens di antara mereka, ada semacam forum silaturrahmi pesantren dan petani yang dihadiri oleh warga NU se-Indonesia. 

Dari perkumpulan itu, muncullah rekomendasi bahwa warga NU Yogyakarta perlu ada semacam gerakan yang jelas. “Hal ini sebagai upaya jam’iyah-jam’iyahnya dalam memikirkan masyakarat NU tingkat kecil, serta memikirkan kaderisasi pemuda NU,” tutur Nur Khalik Ridwan, ketua Jamaah Nahdliyin Yogyakarta.

Sekitar media Maret 2008, Jamaah Nahdliyin itu terbentuk. Dalam perjalanannya, jamaah ini membentuk tim kecil dalam bidang kaderisasi serta membuat draf-draf kaderisasi yang didiskusikan setiap bulan. “Isinya selain meliputi ideologi NU, nilai-nilai Pancasila, dan kebudayan, juga pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujar Edi Safitri, Ketua Koperasi Bumi Aswaja.

“Sasarannya adalah  kader-kader muda NU yang potensial untuk menjaga ideologi NU. Diharapkan, secara ekonomi mereka mampu berdaya,” sambungnya. Dalam konteks kaderisasi, Jamaah Nahdliyin ini pernah bekerjasama dengan IPNU, IPPNU dan GP Ansor. 

Yang menarik dari Jamaah Nahdliyin ini, selain bergerak di bidang kaderisasi juga pemberdayaan ekonomi, lewat koperasi. Koperasi menurut Adi, sebagai badan usaha yang mengutamakan kesejahteraan anggota sehingga inilah dasar koperasi Bumi Aswaja ini bisa bertahan sampai sekarang. Sejak dibentuk pada awal 2009, koperasi Bumi Aswaja ini memiliki sebanyak 50 anggota, baik dari kalangan akademisi, aktivis, pegiat sholawat dan ada sebagian peternak. Mereka setiap bulan menabung sebesar Rp. 50.000. dan setiap anggota dapat meminjam koperasi sebesar dua juta sampai  lima juta.

Oleh karenanya, koperasi ini menjadi strategis ditengah warga NU yang kesulitan mengakses dana Bank dengan dana lunak. Bahkan mereka tidak familiar. Sehingga setidaknya pertama, koperasi ini bisa membantu UKM yang membutuhkan modal dengan  dana lunak. “Kadang tidak butuh banyak tapi menjadi problem besar bagi mereka” kata Edi mempertegas.

Kedua, koperasi hadir untuk menjembatani mereka yang butuh uang tetapi terganjal dengan jaminan pinjaman. “Jika anggota mau meminjam, cukup dijamin dua anggota, tanpa syarat. Itu tidak membelit seperti birokrat”. Inilah sistem yang bisa kita lakukan. Dan Sudah berjalan tiga tahun. Lancar-lancar aja” tambah pria kelahiran Medan ini. 

Yang jelas harapan kedepannya koperasi ini dapat berkembang dan bisa melayani warga Nahdliyin secara luas, meski saat ini masih dalam tahap legalitas hukum. 




Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Rohim Bangkit-Taufiqurrahman


Terkait