Batu, NU Online
Mereka yang tergabung dalam Kaum Muda Nadhlatul Ulama, kemarin (13/8), menggelar Musyawarah Nasional (Munas) II di Kota Batu, Jawa Timur. Sekitar 75 orang perwakilan KMNU menghadiri Munas yangt berlangsung selama dua hari tersebut.
Dalam Munas tersebut KMNU melakukan refleksi terhadap perpecahan yang terjadi di Indonesia, khususnya yang menimpa orang-orang NU.
<>Menurut KMNU, masing-masing pihak yang terlibat dalam perseteruan melakukan intropeksi, dan melihat kepentingan lyang lebih besar yang harus diusung oleh Nahdlatul Ulama. Selain itu, KMNU menuntut agar semua elemen masyarakat dan bangsa mencari akar perpecahan dan menyelesaikan semua persoalan bangsa. Sehingga, kepentingan bangsa dan negara untuk memakmurkan masyarakat tercapai.
Salah satu anggota komite sentral KMNU, Arif Ruba’i, mangatakan bahwa bangas kita selalu dilanda perpecahan. Akibatnya, tujuan perjuangan selalu kurang maksimal atau bisa dikatakan gagal. "Perpecahan sudah menjadi struktur sejarah Indonesia dari dulu. Karenanya, kami ingin membahas masalah tersebut," ungkap Arif ketika dihubungi.
Dia menerangkan, pada 1945 lalu, Indonesia berhasil melepaskan diri dari penjajahan. Namun, pada akhirnya Indonesia gagal mencapai tujuan dari kemerdekaan tersebut. Demikian juga pada 1965, negara ini kembali gagal meraih cita-citanya. Kegagalan ini terulang kembali pada 1997 lalu, Indonesia lagi-lagi gagal untuk mereformasi dirinya. "Ini semua karena perpecahan. Orang-orang lebih memilih memperjuangkan kepentingannya daripada kepentingan yang lebih besar, yakni kepentingan negara," tutur pria berusia 30 tahun tersebut.
Karenanya, sebagai organisasi yang berbasis pemuda, KMNU mempunyai tujuan jangka panjang. "Kami tidak ingin terlibat dalam perpecahan, tidak ingin terlibat dalam kubu A atau B. KMNU akan belajar dari sejarah, sehingga tidak mengalami kegagalan sejarah untuk kesekiaan kalinya," ungkap utusan KMNU dari Jawa Tengah.
Para peserta juga mengungkapkan bahwa KMNU bukan badan otonom NU. "Kami bukan NU struktural, tapi NU kultural. Kami berharap agar NU melihat sejarah dan tidak terjebak dalam perpecahan. Kalau bisa, NU menjadi penyelesai perpecahan, bukan bagian dari perpecahan," pungkasnya. Mereka berharap dalam Munas ini lahir rekomendasi yang akan disampaikan langsung kepada para pimpinan PBNU serta akan disosialisasikan ke PWNU se-Indonesia (jpn/Die)