Surabaya, NU Online
Tidak banyak yang bisa merawat jenazah. Praktis dalam keseharian, "tugas" ini hanya dibebankan kepada para modin dan tokoh agama setempat. Inilah yang mendorong Kiai Ma'ruf Khozin menulis buku tentang itu agar semua orang mudah melaksanakannya dan tetap sesuai syariat.
<>
Ia menerbitkan buku berjudul "Fikih Jenazah An-Nadliyah". Kelebihannya antara lain di samping berbicara teknis pelaksanaan, juga mengulas dalil amaliah, baik sebelum serta sesudah kematian. "Melengkapi dan penyempurnaan dari sejumlah buku serupa yang beredar di pasaran," kata Kiai Ma'ruf Khozin saat dihubungi NU Online, Senin (23/2).
Keterpanggilan menerbitkan buku ini juga berdasarkan masukan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak. "Bahan yang saya peroleh adalah dari sejumlah pengajian ke sejumlah masjid, mushalla maupun pengurus MWCNU serta bahan tambahan dari pertanyaan yang disampaikan jamaah," kata salah seorang fungsionaris Lembaga Bahtsul Masa'il PWNU Jatim ini.
"Buku ini juga secara khusus dijadikan sebagai bantahan terhadap maraknya buku-buku Wahabi tentang masalah kematian," terangnya. Pada saat yang sama, buku yang diterbitkan Muara Progresif Surabaya ini diharapkan kian memantapkan bagi warga NU bahwa apa yang dilakukan selama ini memiliki keabsahan dalil sehingga diamalkan oleh ulama salaf, lanjutnya.
Dalam pandangan aktivis PW Aswaja NU Center Jatim tersebut, "Justru seperti kelompok Wahabi lah yang tidak memiliki catatan historis dengan ulama salaf dan cenderung memutus amaliah dari ulama terdahulu," ungkapnya.
Kiai Ma'ruf Khozin menandaskan bahwa amaliah yang dilakukan Nahdliyin cukup banyak, mulai membacakan Yasin, kesaksian, tahlilan, membaca al-Quran di makam, sedekah atas nama al-marhum dan sebagainya.
"Tujuan utamanya yaitu agar mendapat ampunan karena orang meninggal sangat membutuhkan rahmat dari Allah, terlebih lagi kuburan adalah 'jalan penentu' keselamatan seseorang ke alam barzah," katanya sembari menyitir hadits shaheh dari Turmudzi.
Kiai Ma'ruf Khozin menyadari bahwa sejumlah dalil dan hujjah yang dicantumkan dalam bukunya adalah rangkuman dari beberapa kitab ulama salaf. Tidak berhenti sampai di situ, sebelum buku diterbitkan, naskah yang ada dimintakan tashih kepada sejumlah kiai dan ulama terkemuka.
"Khusus kepada KH Muhyiddin Abdusshomad yang juga menjabat Rais Syuriah PCNU Jember serta KH Asyhar Shafwan selaku Ketua LBM PWNU Jatim saya mengucapkan terima kasih karena berkenan memberi kata sambutan," katanya.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada KH Abdurrahman Navis (Direktur PW Aswaja NU Center Jatim), Ustadz Idrus Ramli, serta sejumlah pihak yang telah mendukung percepatatan bagi terbitnya buku tersebut.
Tirmidzi Munahwan selaku pemilik Penerbit Muara Progresif menandaskan bahwa kehadiran buku dengan muatan fikih praktis sangat ditunggu masyarakat. "Apalagi dengan disertai dalil baik dari al-Qur'an maupun hadits, serta pendapat ulama tentu sangat bermanfaat bagi umat," katanya.
Bagi Tirmidzi, sapaan akrabnya, warga NU dan juga umat Islam harus selalu diberikan pendampingan dan pengetahuan atas sejumlah amaliyah yang selama ini menjadi kebiasaan sehari-hari. "Agar ada kemantapan dalam menjalankan ibadah, bukan semata ikut-ikutan," pungkas alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini. (Syaifullah/Mahbib)