Daerah

Kiai Ali Maschan: Dakwah Islam Menyelamatkan

Jumat, 23 Februari 2018 | 13:15 WIB

Surabaya, NU Online
Metode dakwah yang akhir-akhir ini digunakan kaum Muslimin hendaknya ditinjau ulang. Karena yang lebih dikedepankan adalah menyalahkan pihak lain dan tidak ramah dengan perbedaan. Padahal Nabi Muhammad SAW memberikan teladan berdakwah dengan kelembutan.

“Dakwah yang dipilih sebagian kaum Muslimin terkesan garang,” kata KH Ali Maschan Moesa, Jumat (23/2). Padahal Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah lebih menekankan kepada kelembutan dan penuh kedamaian, lanjutnya saat menjadi khatib di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.

Kiai Ali Maschan kemudian memberikan contoh bagaimana saat peristiwa hijrah ternyata Nabi Muhammad diburu untuk dibunuh oleh Suraqah. “Namun saat beberapa kali terjatuh, Nabi justru memaafkan,” katanya.

Demikian pula dalam sejumlah peristiwa perang. “Bila kaum musyrikin berkenan untuk mengucapkan syahadat, maka mereka dibebaskan,” ujar Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ini. Dan beberapa peristiwa lain membuktikan kelemah-lembutan dan pesan damai yang ditunjukkan baginda Nabi.

Cara-cara seperti inilah yang harus ditunjukkan para tokoh agama dan ulama saat berdakwah. Karena Nabi tidak pernah menampilkan Islam begitu garang dan keras. “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu,” katanya sembari menyitir surat Ali Imran ayat 159.

Model Islam yang menyelamatkan kemudian menjadi pembeda sosok Muhammad dengan tokoh lain. “Bahkan dedengkot kaum Quraisy mengemukakan bahwa dirinya bertemu dengan orang terbaik, yakni Muhammad SAW,” tandas guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini. Karena Muhammad diakui sebagai orang paling baik, maka ucapan syahadat dari kaum kafir hanya menunggu waktu saja, lanjutnya.

Karenanya, yang lebih dikedepankan dalam berdakwah adalah memastikan menebar keselamatan. “Tidak hanya kepada sesama kaum Muslimin, juga seluruh alam,” tegasnya.

Di akhir penjelasan khutbah, mantan Ketua PWNU Jatim ini mengingatkan jangan sampai kita secara syariat melaksanakan perintah agama, namun tidak diakui sebagai Muslim. (Ibnu Nawawi)


Terkait