Jakarta, NU Online
Kerja sama antara Yayasan Puan Amal Hayati dan Persekutuan Doa Usahawan Katolik Indonesia (Perduki) yang menggelar pasar murah (bazar) merupakan cerminan konkret dari kondisi keberagamaan di Indonesia yang penuh toleransi dan penuh rasa simpati terhadap satu sama lain.<>
Pernyataan tersebut disampaikan Yenny Wahid kepada NU Online di sela-sela bazar yang digelar di halaman kediaman KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Jalan Warung Sila No 10 Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Ahad (5/7) sore.
“Saya melihat ada keinginan untuk saling membantu antarsesama penganut agama. Inilah kekuatan Indonesia. Ini harus terus kita perjuangkan agar tidak pernah hilang dari bumi Nusantara,” ujar Wakil Sekretaris PP Muslimat NU ini.
Acara tersebut, lanjut Yenny, merupakan bentuk kerja sama antara Yayasan Puan Amal Hayati yang dipimpin Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid bekerja sama dengan PERDUKI. “Bukan Perdukunan Indonesia lho yaa,” candanya sembari tertawa riang.
Yenny menambahkan, setiap bulan Ramadhan masyarakat memiliki banyak kebutuhan yang sangat tinggi. Sementara harga barang seperti sembako (sembilan bahan pokok) cenderung naik. Lalu, ada keinginan untuk membantu masyarakat agar mereka bisa membeli barang-barang dengan harga murah.
Saat ditanya tentang diskon harga yang sangat murah, Yenny menjawab lebih dari separo harga. “Lebih, Mas. Saya nggak tau berapa persennya, cuma yang jelas murah sekali memang. Mestinya perpaket yang harganya 50 ribu, di sini dijual 20 ribu. Bahkan ada yang cuma 10 ribu,” ujarnya.
Menurut putri kedua Gus Dur ini, bazar memang dijadikan wahana berbagi kepada masyarakat. “Ini memang hanya untuk masyarakat sekitar sini. Jadi, ini upaya untuk berbagi aja,” tandas pemilik nama lengkap Zannuba Arifah Chafsoh ini.
Yenny Wahid sangat terharu lantaran ada pihak di kalangan nonmuslim yang sangat peduli dengan masyarakat Ciganjur yang masuk kategori kaum lemah. “Kami berterima kasih karena dari umat agama lain punya kepedulian kepada kaum mustadh’afin,” ujarnya.
Yenny berharap, bazar ini terus diadakan tidak hanya di satu tempat. Namun juga di tempat lainnya. “Terus bergulir. Bukan cuma di Ciganjur. Tapi juga di banyak tempat. Semoga bisa kita lakukan itu,” harapnya. (Musthofa Asrori/Mahbib)